EVOLUSI ORGANIK DAN NON ORGANIK DAN KAITANNYA DENGAN AYAT-AYAT
AL-QUR’AN
DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD RIFA’I
E1A 010 033
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2014
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................ 1
- Latar Belakang .................................................................................... 1
- Masalah ................................................................................................ 2
- Tujuan .................................................................................................. 2
- Manfaat ............................................................................................... 3
BAB II : METODE PENULISAN.................................................................. 4
BAB III : TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 5
- Kajian Teoritis ..................................................................................... 5
- Kajian Empiris ..................................................................................... 8
- Hipotesis .............................................................................................. 11
BAB IV : PEMBAHASAN ............................................................................ 12
BAB V : PENUTUP ....................................................................................... 26
- Kesimpulan .......................................................................................... 26
- Saran .................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 27
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah dengan judul “EVOLUSI ORGANIK DAN NON ORGANIK DAN KAITANNYA
DENGAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN” yang disusun sebagai tugas akhir mahasiswa Program
Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram yang telah memprogramkan mata
kuliah Evolusi dapat terselesaikan dengan
baik.
Makalah ini
disusun dengan tujuan untuk mengkaji dan membandingkan asal mula terbentuknya
alam dan kemunculan makhluk hidup di bumi berdasarkan pendapat para evolusionis
dan kajian berdasarkan ayat-ayat dalam Al-Qur’an dan untuk mengetahui kedudukan
evolusi biologi menurut kajian berdasarkan ayat-ayat dalam Al-Qur’an.
Ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada semua pihak yang membantu
dalam penyusunan makalah ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi penyempurnaan kandungan makalah ini karena penulis menyadari
masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata,
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar kepada para pembaca.
Mataram, 2 Januari 2014
Penulis
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan hidup
yang ada di bumi mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Seiring dengan
perubahan lingkungan tersebut, terjadilah pula perubahan pada makhluk hidup.
Perubahan–perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dari zaman ke zaman
dipelajari dalam suatu teori yang disebut teori evolusi. Teori evolusi masih
dipertentangkan hingga saat ini. Banyak teori yang telah dikemukakan para ahli,
tetapi tampaknya belum ada satu pun teori yang dapat menjawab semua fakta dan
fenomena tentang sejarah perkembangan makhluk hidup.
Menurut Darwin, dalam bukunya "The Origin of Species” konsep evolusi terdiri atas dua bagian yang paling utama dan mendasar
yaitu konsep perubahan secara evolusi dan konsep mengenai seleksi alam. Menurut
konsep perubahan secara evolusi bahwa makhluk hidup (organisme) dapat mengalami
perubahan sejalan dengan waktu yang ditempuhnya. Segala sesuatu di alam selalu
berubah dan keadaannya dinamis. Sebagian besar masyarakat masih berpendapat
bahwa alam beserta isinya telah diciptakan tetap seperti keadaannya sekarang
dan makhluk hidup berkembang biak tanpa mengalami perubahan. Tetapi Darwin menunjukkan
bukti bahwa organisme mengalami perubahan melalui bukti adanya fosil organisme
dan juga mengemukakan adanya persamaan antara berbagai jenis makhluk hidup yang
ada pada zaman sekarang sehingga Darwin menyimpulkan bahwa makhluk hidup yang
ada pada zaman sekarang berasal dari satu nenek moyang yang sama.
Konsep seleksi alam yang dikemukakan oleh Darwin adalah adanya kekuatan
yang menyebabkan perubahan-perubahan yang berlangsung selama dalam kurun waktu
yang sangat lama pada suatu populasi liar yang mana spesies atau individu yang
bisa menyesuaikan diri dengan keadaan alamlah yang akan terus bertahan hidup
dan yang tidak mampu menyesuaikan dengan keadaan alam tidak dapat bertahan
hidup dan akhirnya punah.
Teori evolusi telah banyak merangsang keingintahuan para pemikir dalam
bidang biologi untuk membuktikannya. Menurut ahli genetika, T. Dobzhansky,
evolusi dapat dibagi ke dalam 3 golongan yaitu evolusi kosmik, evolusi biologi,
dan evolusi manusia dan peradabannya. Sebelum itu terdapat beberapa ahli yang
mengemukakan teori asal usul kehidupan yang hanya terbatas pada analisa secara
teoritis yang tidak disertai dengan alasan-alasan serta bukti nyata. Kemudian
ada beberapa ahli lainnya yang mengemukakan teori asal usul kehidupan meliputi
teori generatio spontanea (teori abiogenesis) oleh Aristoteles dan Anthony van
Leeuwenhoek yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati dan
kemudian dibantah oleh beberapa ahli seperti Franscesco Redi, Spallanzani dan
Louis Pasteur; teori evolusi biokimia oleh Stanley Miller yang menerangkan
tentang terbentuknya senyawa organik secara bertahap yang dimulai dari
bereaksinya bahan-bahan anorganik di atmosfer primitif dengan energi halilintar
sehingga membentuk senyawa-senyawa kompleks; dan evolusi biologi oleh Alexander
Oparin yang menyatakan bahwa kehidupan berasal dari “sop purba”.
Hal tersebut di atas mengundang pro dan kontra tentang asal usul kehidupan
secara biologi, termasuk juga umat muslim yang meyakini Al-Qur’an yang bisa
menjelaskan bagaimana asal mula kehidupan muncul di alam, bagaimana kemunculan
awal dari makhluk hidup terutama asal usul manusia, dan bagaimana kedudukan
evolusi biologi berdasarkan Al-Qur’an.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedudukan evolusi biologi menurut kajian
berdasarkan ayat-ayat dalam Al-Qur’an?
2. Bagaimanakah kaitan antara ketgori evolusi
anorganik dan organik dengan kajian ayat-ayat Al-Qur’an?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Makalah ini dibuat sebagai tugas akhir mahasiswa
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram yang telah
memprogramkan mata kuliah Evolusi.
2. Makalah ini dibuat untuk mengetahui kedudukan
evolusi biologi menurut kajian berdasarkan ayat-ayat dalam Al-Qur’an.
3. Makalah ini dibuat untuk mengetahui kaitan antara
kategori evolusi anorganik dan organik dengan ayat-ayat Al-Qur’an.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Sebagai bahan referensi bagi pengguna makalah ini
untuk mengetahui perbandingan asal mula terbentuknya alam dan kemunculan
makhluk hidup di bumi berdasarkan pendapat para evolusionis dan kajian
berdasarkan ayat-ayat dalam Al-Qur’an.
2. Sebagai bahan acuan bagi para pengguna makalah ini
untuk mengkaji kedudukan evolusi biologi menurut kajian berdasarkan ayat-ayat
dalam Al-Qur’an.
BAB II
METODE PENULISAN
Makalah ini
disusun dengan menggunakan metode kajian pustaka yang dianalisis menggunakan
cara deskriptif.
Metode kajian
pustaka dalam penyusunan makalah ini adalah suatu metode dengan memanfaatkan
berbagai literatur untuk dikaji hal-hal yang menjadi tujuan utama penyusunan
makalah ini. Kajian pustaka yang dipergunakan adalah kajian teoritis dan kajian
empiris. Kajian teoritis merupakan kajian yang dilakukan berdasarkan
literatur-literatur yang berasal dari buku-buku yang telah mendapatkan hak
cipta. Kajian empiris merupakan kajian yang dilakukan berdasarkan
literatur-literatur atau sumber pustaka yang berupa hasil penelitian, jurnal,
dan hasil tulisan lainnya.
Hasil kajian
pustaka kemudian ditabulasikan dalam bentuk rincian secara deskriptif, yaitu
uraian-uraian atau penjelasan-penjelasan berdasarkan literatur yang telah
dikaji secara konseptual.
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
Evolusi sebenarnya adalah suatu proses alami dalam waktu yang sangat
panjang yang dipengaruhi banyak faktor lingkungannya. Berdasarkan bukti-bukti
ilmiah, evolusi di alam benar adanya. Tidak terbatas pada evolusi hewan, tetapi
juga pada seluruh alam.
Sembiring dan Sudjino (2005) menyatakan bahwa menurut kaum evolusionis,
makhluk hidup mengalami evolusi dan makhluk yang ada sekarang berasal satu
nenek moyang yang sama. Berdasarkan hal ini dapat diartikan bahwa spesies yang
ada sebelumnya lambat laun mengalami perubahan menjadi spesies lain dari
spesies primitif menjadi spesies maju. Di samping itu, Leonardo da Vinci
(1452-1519) menyatakan bahwa fosil merupakan bukti adanya kehidupan pada masa
lampau. Oleh karena itu, diharapkan dengan mempelajari fosil, teori evolusi
dapat dibuktikan. Jika anggapan itu benar, maka akan terdapat sejumlah fosil
yang mengarah terjadinya evolusi makhluk hidup. Adapun beberapa fosil yang
telah ditemukan adalah fosil Trilobita yang diperkirakan berusia 550 juta
tahun, fosil Lili Laut dan Amonit yang ditemukan pada periode Karboniferus
kurang lebih 360 juta tahun yang lalu, fosil Aligator diperkirakan berusia
antara 25 juta – 36 juta tahun, fosil Archeopteryx yang dipercaya sebagai nenek
moyang burung dan hidup kurang lebih 140 juta tahun yang lalu, dan fosil pakis
diperkirakan berusia 300 juta tahun.
Bresnick (2003) menyatakan bahwa setengah milyar tahun yang lalu,
bentuk-bentuk teramat kompleks dari hewan-hewan sebagaimana yang kita lihat
sekarang muncul secara tiba-tiba. Masa ini, persis di permulaan Zaman Kambrium
bumi, sekitar 550 juta tahun yang lalu, menandai ledakan evolusioner yang
memenuhi laut dengan makhluk-makhluk kompleks pertama di bumi. Kelompok
binatang besar yang ada saat ini telah ada sejak awal masa Kambrium dan mereka
telah berbeda satu dari yang lain sebagaimana mereka saat ini. Jika kita meneliti lapisan-lapisan bumi, kita akan melihat
bahwa kehidupan di bumi muncul secara tiba-tiba. Banyak spesies makhluk hidup
yang berbeda muncul secara tiba-tiba dan dalam keadaan telah lengkap pada zaman
Kambrium. Penemuan ini adalah bukti meyakinkan adanya penciptaan. Lapisan
bumi paling bawah yang masih menyimpan fosil-fosil makhluk hidup kompleks adalah
"Lapisan Kambrium", yang diperkirakan berumur 520 hingga 530 juta
tahun. Fosil-fosil yang digali dari bebatuan zaman Kambrium berasal dari jenis
hewan kompleks tak bertulang belakang seperti siput, trilobita, bunga karang,
cacing, ubur-ubur, bintang laut, udang-udangan dan lili laut. Yang paling
menarik, semua spesies yang berbeda ini muncul secara tiba-tiba tanpa makhluk
hidup apa pun yang mendahuluinya.
Umur bumi diperkirakan hingga saat ini berkisar 500-an juta tahun. Selama
itu pula di muka bumi terjadi perkembangan berbagai populasi dari berbagai
jenis makhluk hidup. Diperkirakan berbagai jenis makhluk hidup itu berasal dari
satu individu sebagai nenek moyang. Melalui proses evolusi, suatu populasi
mengalami perubahan sifat sehingga dicapai bentuk makhluk hidup seperti saat
sekarang. Berdasarkan diagram filogeni Chordata yang dibuat oleh para
evolusionis, Deuterostoma merupakan nenek moyang Chordata yang diperkirakan
muncul pada periode Cambrian di zaman Paleozoikum (544 juta tahun yang lalu).
Dalam diagram tersebut, manusia muncul sekitar 60 juta tahun yang lalu dan
nenek moyang manusia berasal dari Primata yang kemudian bercabang tiga menjadi
famili Hominidae yaitu Gorila, Simpanse dan manusia.
Alexander Oparin adalah Ilmuwan Rusia. Di dalam bukunya yang berjudul The
Origin of Life (Asal Usul Kehidupan), Oparin menyatakan bahwa pada suatu
ketika atmosfer bumi kaya akan senyawa uap air, CO2, CH4,
NH3, dan Hidrogen. Karena adanya energi radiasi benda-benda angkasa
yang amat kuat, seperti sinar Ultraviolet, memungkinkan senyawa-senyawa
sederhana tersebut membentuk senyawa organik atau senyawa hidrokarbon yang
lebih kompleks. Proses reaksi tersebut berlangsung di lautan. Senyawa kompleks
yang mula-mula terbentuk diperkirakan senyawa seperti Alkohol (H2H5OH),
dan senyawa asam amino yang paling sederhana. Selama berjuta-juta tahun,
senyawa sederhana tersebut bereaksi membentuk senyawa yang lebih kompleks,
Gliserin, Asam organik, Purin dan Pirimidin. Senyawa kompleks tersebut
merupakan bahan pembentuk sel. Menurut Oparin, senyawa kompleks tersebut
sangat berlimpah di lautan maupun di permukaan daratan. Adanya energi yang
berlimpah, misalnya sinar Ultraviolet, dalam jangka waktu yang amat panjang
memungkinkan lautan menjadi timbunan senyawa organik yang merupakan sop purba
atau Sop Primordial. Senyawa kompleks yang tertimbun membentuk sop purba
di lautan tersebut selanjutnya berkembang sehingga memiliki kemampuan dan sifat
sebagai berikut :
1.
Memiliki
sejenis membran yang mampu memisahkan ikatan-ikatan kompleks yang terbentuk
dengan molekul-molekul organik yang terdapat di sekelilingnya;
2.
Memiliki
kemampuan untuk menyerap dan mengeluarkan molekul-molekul dari dan ke
sekelilingnya;
3.
Memiliki
kemampuan untuk memanfaatkan molekul-molekul yang diserap sesuai dengan pola-pola
ikatan di dalamnya;
4.
Mempunyai
kemampuan untuk memisahkan bagian-bagian dari ikatan-ikatannya.
Kemampuan semacam ini oleh para ahli dianggap sebagai kemampuan untuk
berkembang biak yang pertama kali.
Senyawa kompleks dengan sifat-sifat tersebut diduga sebagai kehidupan yang
pertama kali terbentuk. Jadi senyawa kompleks yang merupakan perkembangan dari
sop purba tersebut telah memiliki sifat-sifat hidup seperti nutrisi, ekskresi,
mampu mengadakan metabolisme, dan mempunyai kemampuan memperbanyak diri atau
reproduksi. Walaupun dengan adanya senyawa-senyawa sederhana serta energi yang
berlimpah sehingga di lautan berlimpah senyawa organik yang lebih kompleks,
namun Oparin mengalami kesulitan untuk menjelaskan mengenai mekanisme
transformasi dari molekul-molekul protein sebagai benda tak hidup ke benda
hidup. Bagaimana senyawa-senyawa organik sop purba tersebut dapat memiliki
kemampuan seperti tersebut di atas? Oparin menjelaskan sebagai berikut.
Protein sebagai senyawa yang bersifat Zwittwer Ion, dapat membentuk
kompleks koloid hidrofil (menyerap air), sehingga molekul protein tersebut
dibungkus oleh molekul air. Gumpalan senyawa kompleks tersebut dapat lepas dari
cairan dimana dia berada dan membentuk emulsi. Penggabungan struktur emulsi ini
akan menghasilkan koloid yang terpisah dari fase cair dan membentuk timbunan
gumpalan atau Koaservat. Timbunan Koaservat yang kaya berbagai kompleks organik
tersebut memungkinkan terjadinya pertukaran substansi dengan lingkungannya. Di
samping itu secara selektif gumpalan Koaservat tersebut memusatkan
senyawa-senyawa lain ke dalamnya terutama Kristaloid. Komposisi gumpalan koloid
tersebut bergantung kepada komposisi mediumnya. Dengan demikian, perbedaan
komposisi medium akan menyebabkan timbulnya variasi pada komposisi sop purba.
Variasi komposisi sop purba di berbagai areal akan mengarah kepada terbentuknya
komposisi kimia Koaservat yang merupakan penyedia bahan mentah untuk proses
biokimia. Tahap selanjutnya, substansi di dalam Koaservat membentuk enzim. Di
sekeliling perbatasan antara Koaservat dengan lingkungannya terjadi penjajaran
molekul-molekul lipida dan protein sehingga terbentuklah selaput sel primitif.
Terbentuknya selaput sel primitif ini memungkinkan memberikan stabilitas pada
koaservat. Dengan demikian, kerjasama antara molekul-molekul yang telah ada
sebelumnya yang dapat mereplikasi diri ke dalam koaservat dan pengaturan
kembali Koaservat yang terbungkus lipida amat mungkin akan menghasilkan sel
primitif. Kemampuan koaservat untuk menyerap zat-zat dari medium memungkinkan
bertambah besarnya ukuran koaservat. Kemungkinan selanjutnya memungkinkan
terbentuknya organisme Heterotropik yang mampu mereplikasi diri dan mendapatkan
bahan makanan dari sop Primordial yang kaya akan zat-zat organik.
Teori evolusi biologi ini banyak
diterima oleh para ilmuwan. Namun, tidak sedikit ilmuwan yang membantah tentang
interaksi molekul secara acak yang dapat menjadi awal terbentuknya organisme
hidup. Teori evolusi kimia dan teori evolusi biologi banyak pendukungnya, namun
baru teori evolusi kimia yang telah dibuktikan secara eksperimental, sedangkan
teori evolusi biologi belum ada yang menguji secara eksperimental. Apa yang
dikemukakan dua teori tersebut benar, tetapi belum mampu menjelaskan bagaimana
dan dari mana kehidupan di planet bumi ini pertama kali muncul. Yang perlu
diingat adalah bahwa kehidupan adalah tidak hanya menyangkut masalah replikasi
(penggandaan diri) atau masalah kehidupan biologis saja, tetapi juga menyangkut
masalah kehidupan rohani.
Tentang teori asal usul kehidupan yang menyatakan organisme pertama kali
terbentuk di lautan bisa dipahami dari sudut biologi, karena molekul-molekul
organik yang merupakan sop purba itu tertumpuk di laut (Syamsuri, 1999).
B. Kajian Empiris
Banyak orang mengenal teori evolusi sebatas kontroversi evolusi manusia
dari kera yang banyak ditentang kaum agamawan. Evolusi sebenarnya adalah suatu
proses alami dalam waktu sangat panjang yang dipengaruhi banyak faktor
lingkungannya. Berdasarkan bukti-bukti ilmiah, evolusi di alam benar adanya.
Tidak terbatas pada evolusi hewan, tetapi juga pada seluruh alam. Ayat-ayat Al-
Qur’an yang menyatakan bahwa alam semesta dan isinya diciptakan dalam enam masa
menunjukkan adanya proses kejadian yang tidak sekaligus jadi. Masalahnya,
benarkah manusia berasal dari kera? Berdasarkan Al-Quran, kita harus menyatakan
bahwa manusia bukan hasil evolusi hewan, melainkan diciptakan secara khusus.
Tulisan ini memadukan dalil Al-Quran dengan temuan ilmiah tentang evolusi di
alam dan sedikit tentang eksistensi manusia (Anonim, 2008b).
Djamaluddin (2008), menyatakan bahwa realitas penciptaan telah diabaikan
atau diingkari sejak dahulu oleh sebuah pandangan filosofis tertentu. Pandangan
itu disebut "materialisme". Filsafat ini, yang semula dirumuskan di
kalangan bangsa Yunani kuno, juga telah muncul dari waktu ke waktu dalam budaya
lain, dan dikembangkan pula secara perorangan. Menurut materialisme, hanya
materi yang ada, dan begitulah adanya sepanjang waktu yang tak terbatas. Dari
pendirian itu, diklaim bahwa alam semesta juga "selalu" ada dan tidak
diciptakan. Sebagai tambahan bagi klaim mereka; bahwa alam semesta ada dalam
waktu yang tidak terbatas. Penganut materialisme juga mengemukakan bahwa tidak
ada tujuan atau sasaran di dalam alam semesta. Mereka menyatakan bahwa semua
keseimbangan, keselarasan, dan keteraturan yang tampak di sekitar kita hanyalah
peristiwa kebetulan. "Peristiwa kebetulan" juga diajukan ketika
muncul pertanyaan tentang bagaimana manusia terjadi. Teori evolusi, dikenal
luas sebagai Darwinisme, adalah aplikasi lain materialisme pada dunia alam.
Anonim (2008) menyatakan bahwa kesimpulan yang didapat
astrofisika saat ini adalah bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi
materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa
yang tejadi dalam sekejap. Peristiwa ini, yang dikenal dengan "Big
Bang", membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun lalu.
Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik
tunggal. Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan
satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula
alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada. Sebelum Big Bang,
tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana materi,
energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu diartikan secara
metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu. Fakta ini, yang baru saja
ditemukan ahli fisika modern, diberitakan kepada kita dalam Al Qur'an 1.400
tahun lalu. Sejak tahun 1920-an,
telah muncul bukti tegas bahwa pendapat ini tidak mungkin benar. Para ilmuwan
sekarang merasa pasti bahwa jagat raya tercipta dari ketiadaan, sebagai hasil
suatu ledakan besar yang tak terbayangkan, yang dikenal sebagai "Dentuman
Besar (Big Bang)". Dengan kata lain, alam semesta terbentuk, atau
tepatnya, diciptakan oleh Allah. Sebagian pendiri sains modern adalah orang
yang beriman, yang sepakat bahwa alam semesta diciptakan dan diatur oleh Tuhan.
Pada abad ke-19, terjadi perubahan penting dalam sikap dunia ilmiah mengenai
masalah ini. Materialisme dengan sengaja dimasukkan dalam agenda ilmu alam
modern oleh pelbagai kelompok. Karena keadaan politik dan sosial abad ke-19
membentuk basis kuat bagi materialisme, filsafat tersebut diterima luas dan
tersebar ke seluruh dunia ilmiah. Akan tetapi, temuan sains modern secara tak
terbantahkan menunjukkan betapa kelirunya pernyataan materialisme.
Satu ayat tentang penciptaan langit adalah sebagaimana berikut (Anonim
2008):
"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (Al Qur'an, 21:30).
"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (Al Qur'an, 21:30).
Sebagaimana yang telah kita pahami, teori evolusi mengemukakan bahwa
sejumlah makhluk yang diduga pernah ada, keluar dari laut dan merubah diri
mereka menjadi reptil, dan burung terbentuk dari evolusi reptil-reptil
tersebut. Menurut skenario yang sama, reptil bukan saja menjadi nenek moyang
burung, tetapi juga mamalia. Namun, terdapat jurang pemisah yang besar antara
reptil dan mamalia dilihat dari struktur tubuh keduanya. Di satu pihak reptil
bersisik, berdarah dingin dan berkembang biak dengan bertelur. Sedangkan di
pihak lain, tubuh mamalia tertutup rambut, berdarah panas, dan berkembang biak
dengan melahirkan anaknya.
Darwin mengemukakan pernyataan dalam bukunya The Descent of Man yang terbit
tahun 1971 bahwa manusia dan kera berasal dari satu nenek moyang yang sama.
Sejak saat itu, para pengikut Darwin telah berusaha untuk memperkuat kebenaran
pernyataan tersebut. Tetapi, walaupun telah melakukan berbagai penelitian,
pernyataan "evolusi manusia" belum pernah dilandasi oleh penemuan
ilmiah yang nyata, khususnya di bidang fosil. Darwinian menyatakan bahwa
manusia modern saat ini berevolusi dari makhluk kera. Menurut mereka, selama
proses evolusi yang diperkirakan berawal 4 – 5 juta tahun lalu, terdapat
“bentuk transisi” antara manusia modern dan nenek moyangnya. Manusia dan kera
modern memiliki nenek moyang yang sama. Nenek moyang ini berevolusi sejalan
dengan waktu. Sebagian mereka menjadi kera modern sedangkan kelompok lain
berevolusi melalui jalur yang berbeda menjadi manusia masa kini ( Apriza, 2008).
C. Hipotesis
Adapun konsep pemikiran atau hipotesis dari makalah ini adalah bahwa di
dalam Al-Qur’an menerangkan juga mengenai peristiwa evolusi biologi.
BAB IV
PEMBAHASAN
Evolusi Menurut Hasil Pemikiran Para Ahli Evolusi
Evolusi
sebenarnya adalah suatu proses alami dalam waktu sangat panjang yang
dipengaruhi banyak faktor lingkungannya. Berdasarkan bukti-bukti ilmiah,
evolusi di alam benar adanya. Tidak terbatas pada evolusi hewan, tetapi juga
pada seluruh alam.
Evolusi merupakan suatu
perubahan pada makhluk hidup yang terjadi secara berangsur-angsur dalam jangka
waktu yang lama sehingga terbentuk spesies baru. Sedangkan, berdasarkan ilmu
biologi, evolusi merupakan cabang biologi yang mempelajari sejarah asal-usul
makhluk hidup dan keterkaitan genetik antara makhluk hidup satu dengan yang
lain. Evolusi biologi mencakup dua peristiwa, yaitu:
·
Evolusi
anorganik
·
Evolusi
organik
A. Evolusi Anorganik
Evolusi anorganik merupakan
evolusi mengenai asal-usul makhluk hidup yang ada di muka bumi, berdasarkan
fakta dan penalaran teoritis, Menurut
kaum evolusionis, kehidupan di bumi berawal dari laut yang menyediakan banyak
sekali organisme seperti protista yang kemudian mengalami perubahan secara
perlahan-lahan dalam waktu yang sangat lama menjadi 3 kingdom, yaitu kingdom
Fungi (Jamur), kingdom Plantae (Tumbuhan), dan kingdom Animalia (Hewan) seperti
dalam diagram berikut:
Dalam Bresnick
(2003) menyatakan bahwa organisme pertama yang muncul di bumi adalah prokaryota
yang dapat dibuktikan lewat penemuan fosil hewan maupun tumbuhan. Fosil hewan
yang ditemukan sangat kecil dan yang tertua berumur sekitar 500 juta tahun.
Adapun beberapa fosil yang telah ditemukan adalah fosil Trilobita yang
diperkirakan berusia 550 juta tahun, fosil Lili Laut dan Amonit yang ditemukan
pada periode Karboniferus kurang lebih 360 juta tahun yang lalu, fosil Aligator
diperkirakan berusia antara 25 juta – 36 juta tahun, fosil Archeopteryx yang
dipercaya sebagai nenek moyang burung dan hidup kurang lebih 140 juta tahun yang
lalu. Spesies tumbuhan yang bernama Acer- monspessulanum fosilnya berumur 30
juta tahun. Fosil pakis diperkirakan berusia 300 juta tahun.
Tentang teori
asal usul kehidupan yang menyatakan organisme pertama kali terbentuk di lautan
bisa dipahami dari sudut biologi, karena molekul-molekul organik yang merupakan
“sop purba” itu tertumpuk di laut (Syamsuri, 1999). Sebagaimana yang telah kita
pahami, teori evolusi mengemukakan bahwa sejumlah makhluk yang diduga pernah
ada, keluar dari laut dan merubah diri mereka menjadi reptil, dan burung
terbentuk dari evolusi reptil-reptil tersebut. Menurut evolusionis, reptil
bukan saja menjadi nenek moyang burung, tetapi juga mamalia.
Darwin
mengemukakan pernyataannya bahwa manusia dan kera berasal dari satu nenek
moyang yang sama dalam bukunya The Descent of Man yang terbit tahun 1971. Sejak
saat itu, para pengikut Darwin telah berusaha untuk memperkuat kebenaran
pernyataan tersebut. Tetapi, walaupun telah melakukan berbagai penelitian,
pernyataan "evolusi manusia" belum pernah dilandasi oleh penemuan
ilmiah yang nyata, khususnya di bidang fosil. Darwinian menyatakan bahwa
manusia modern saat ini berevolusi dari makhluk kera. Menurut mereka, selama
proses evolusi yang diperkirakan berawal 4 – 5 juta tahun lalu, terdapat “bentuk
transisi” antara manusia modern dan nenek moyangnya. Manusia dan kera modern
memiliki nenek moyang yang sama. Nenek moyang ini berevolusi sejalan dengan
waktu. Sebagian mereka menjadi kera modern sedangkan kelompok lain berevolusi
melalui jalur yang berbeda menjadi manusia masa kini ( Apriza, 2008).
Berdasarkan
hasil penelitian fosil manusia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu manusia
primitif dan manusia modern. Fosil Australopithecus sp. dan Homo erectus merupakan jenis manusia
primitif, sedangkan Homo sapiens merupakan jenis manusia modern. Manusia
modern merupakan hasil evolusi dari manusia primitif, sedangkan manusia
primitif sendiri merupakan hasil evolusi dari simpanse (Sembiring dan Sudjino,
2005).
B. Evolusi organik
Evolusi organik (evolusi biologis)
merupakan evolusi filogenetis, yaitu mengenai asal-usul spesies dan hubungan
kekerabatannya.
Ide pokok dari evolusi adalah
hidup memiliki sejarah, suatu organime berubah dari waktu ke waktu dan proses
evolusi menghasilkan pola hubungan antar spesies. Perubahan dan hubungan
evolusioner dapat terwaikili dari pohon filogenetik. Pohon filogenetik adalah
pendekatan logis untuk menunjukkan hubungan evolusi antara organisme.
Filogenetika diartikan sebagai model untuk merepresentasikan sekitar hubungan nenek
moyang organisme, sekuen molekul atau keduanya. Salah satu tujuan dari
penyusunan filogenetika adalah untuk mengkonstruksi dengan tepat hubungan
antara organisme dan mengestimasi perbedaan yang terjadi dari satu nenek moyang
kepada keturunannya. Dari filogeni kita dapat melihat hubungan dasar yang
mengikat semua kehidupan di Bumi. Pohon filogenetik, adalah hipotesis tentang
hubungan antara organisme. Ini menggambarkan gagasan bahwa semua kehidupan
berhubungan dan dapat dibagi menjadi tiga clades utama, sering disebut sebagai
tiga domain: Archaea, Bakteri, dan Eukaryota.
Pohon didukung oleh banyak
bukti, tetapi mungkin tidak sempurna. Para ilmuwan terus mengevaluasi hipotesis
dan membandingkannya dengan bukti baru. Sebagai ilmuwan mengumpulkan banyak data ,
mereka dapat merevisi hipotesis tertentu, menata ulang beberapa cabang di
pohon. Misalnya, bukti yang ditemukan dalam 50 tahun terakhir menunjukkan bahwa
burung adalah dinosaurus, yang membutuhkan penyesuaian ke beberapa “ranting
vertebrata.”.
Filogenetika digambarkan sebagai klasifikasi secara taksonomi dari suatu
organisme berdasarkan pada sejarah evolusi yaitu filogeninya mereka dan
merupakan bagian integral dari ilmu pengetahuan yang sistematik yang
mempunyai tujuan untuk menentukan filogeni dari organisme berdasarkan
pada karakteristiknya. Analisis filogenetika sekuen asam amino dan protein
biasanya akan menjadi wilayah yang penting dalam analisis sekuen. Analisis
filogenetika juga digunakan untuk mengikuti perubahan yang terjadi secara cepat
yang mampu mengubah suatu spesies, seperti virus. Pohon evolusi adalah
sebuah grafik dua dimensi yang menunjukkan hubungan diantara organisme atau
lebih spesifik lagi adalah sekuen gen dariorganisme. Pemisahan sekuen disebut
taxa (atau taxon jika tunggal) yang didefinisikan sebagai jarak filogenetika
unit pada sebuah pohon. Pohon terdiri dari cabang-cabang luar (outer
branches) atau daun-daun (leaves) yang merepresentasikan taxadan
titik- titik (nodes) dan cabang merepresentasikan hubungan diantara
taxa, Ketika sekuen nukleotida atau protein dari dua organisme yang
berbeda mempunyai kemiripan, maka mereka diduga diturunkan dari sekuen common
anchestor.
Filogeni
adalah hubungan antara spesies yang berbeda. sistematika filogenetik, Hawks berpendapat bahwa aturan
pengelompokan (taksonomi) pada jenis manusia harus mencerminkan filogeninya. Hasil dalam
antropologi adalah bahwa manusia tidak masuk dalam antropologi yang
dikategorikan ke dalam simpanse, gorila, dan orangutan atau diistilahkan 'pongids'.
Manusia juga tidak bisa masuk dalam kelompok 'Hominidae' yang mencakup
orangutan, simpanse, bonobo, dan gorila. Karena memiliki taksonomi yang
berbeda. Akhirnya, semua ini sangat kontroversial. Hawks menyatakan bahwa
kelompok taksonomi harus memiliki keturunan satu nenek moyang (monofiletik).
Ini berarti manusia harus memiliki satu nenek moyang yang telah sempurna
menjadikan mereka seperti bentuk saat ini. Secara tidak lagsung, Hawks
mengungkapkan adanya sosok Adam dan Hawa di sana. Sedangkan simpanse,
Gorila, bonobo, orangutan, dan owa adalah kera. Para peneliti menyebut mereka
sebagai kera besar. Semuanya itu
dikatakan tidak bisa masuk dalam monofiletik manusia. Ini
artinya, manusia bukanlah berasal usul dari kera atau pun perubahan dari mereka.
Evolusi Biologi Menurut Ayat-ayat dalam Al-Qur’an
evolusi sebenarnya adalah suatu
proses alami dalam waktu yang panjang yang dipengaruhi oleh banyak faktor
lingkungan. Berdasarkan bukti-bukti ilmiah, evolusi di alam benar adanya.Evolusi biologi hanya terjadi di bumi.
1. Evolusi
anorganik
Evolusi anorganik merupakan evolusi mengenai asal-usul makhluk hidup
yang ada di muka bumi, berdasarkan fakta dan penalaran teoritis, Terbentuknya bumi dan alam semesta pertama kali
termasuk dalam evolusi anorganik.
Bagaimana bumi dan alam semesta terbentuk pertama kali dijelaskan dalaAl-
Qur’an sebagai berikut:
ö@è% öNä3§Yάr& tbrãàÿõ3tGs9 Ï%©!$$Î/ t,n=y{ uÚöF{$# Îû
Èû÷ütBöqt tbqè=yèøgrBur ÿ¼ã&s! #Y#yRr& 4 y7Ï9ºs >u tûüÏHs>»yèø9$# ÇÒÈ
@yèy_ur $pkÏù zÓźuru `ÏB
$ygÏ%öqsù x8t»t/ur $pkÏù u£s%ur !$pkÏù $pksEºuqø%r& þÎû Ïpyèt/ör& 5Q$r& [ä!#uqy tû,Î#ͬ!$¡¡=Ïj9 ÇÊÉÈ
§NèO #uqtGó$# n<Î) Ïä!$uK¡¡9$# }Édur ×b%s{ß tA$s)sù $olm; ÇÚöF|Ï9ur $uÏKø$# %·æöqsÛ ÷rr& $\döx. !$tGs9$s% $oY÷s?r& tûüÏèͬ!$sÛ ÇÊÊÈ
£`ßg9Òs)sù yìö7y ;N#uq»yJy Îû
Èû÷ütBöqt 4ym÷rr&ur Îû
Èe@ä. >ä!$yJy $ydtøBr& 4 $¨Zyur uä!$yJ¡¡9$# $u÷R9$# yxÎ6»|ÁyJÎ/ $ZàøÿÏmur 4 y7Ï9ºs ãÏø)s? ÍÍyèø9$# ÉOÎ=yèø9$# ÇÊËÈ
“Alam
diciptakan Allah dalam enam masa” (Q.S. 41:9-12)
9.
Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang
menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (yang
bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam".
10. Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung
yang kokoh di atasnya. dia memberkahinya dan dia menentukan padanya kadar
makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai
jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
11. Kemudian dia menuju kepada penciptaan langit
dan langit itu masih merupakan asap, lalu dia Berkata kepadanya dan kepada
bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau
terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
12. Maka dia menjadikannya tujuh langit dalam dua
masa. dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan kami hiasi langit
yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan kami memeliharanya dengan
sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
cÎ) ãNä3/u ª!$# Ï%©!$# t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur Îû
ÏpGÅ 5Q$r& §NèO 3uqtGó$# n?tã ĸóyêø9$# ÓÅ´øóã @ø©9$# u$pk¨]9$# ¼çmç7è=ôÜt $ZWÏWym }§ôJ¤±9$#ur tyJs)ø9$#ur tPqàfZ9$#ur ¤Nºt¤|¡ãB ÿ¾ÍnÍöDr'Î/ 3 wr& ã&s! ß,ù=sø:$# âöDF{$#ur 3 x8u$t6s? ª!$# >u tûüÏHs>»yèø9$# ÇÎÍÈ
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah
menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas arasy.
Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan
(diciptakan-Nya pula) matahari, bulan, dan bintang-bintang (masing-masing)
tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak
Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam” (Q.S. Al-A’raaf : 54).
Rinciannya adalah dua masa
untuk menciptakan langit sejak berbentuk dukhan (campuran debu dan gas), dua
masa untuk menciptakan bumi, dan dua masa (empat masa sejak penciptaan bumi)
untuk memberkahi bumi dan menentukan makanan bagi penghuninya. Ukuran lamanya
masa (“hari”, ayyam) tidak dirinci di dalam Al-Qur’an. Belum ada penafsiran
pasti tentang enam masa itu. Namun, berdasarkan kronologi evolusi alam semesta
dengan dipandu isyarat di dalam Al-Qur’an (Q.S. 41:9-12 dan Q.S. 79:27-32) ditafsirkan
bahwa enam masa itu adalah enam tahapan proses sejak penciptaan alam sampai
hadirnya manusia. Lamanya tiap masa tidak merupakan fokus perhatian. Masa-masa
panciptaan alam semesta berdasarkan Al-Qur’an adalah sebagai berikut :
Masa pertama dimulai dengan ledakan besar (Big Bang) (Q.S.
21:30), langit dan bumi asalnya bersatu sekitar 12 - 20 milyar tahun lalu.
Inilah awal terciptanya materi, energi, dan waktu. “Ledakan” itu pada
hakikatnya adalah pengembangan ruang yang dalam Al-Quran disebutkan bahwa Allah
kuasa meluaskan langit (Q.S. 51:47).
óOs9urr& tt tûïÏ%©!$# (#ÿrãxÿx. ¨br& ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur $tFtR%2 $Z)ø?u $yJßg»oYø)tFxÿsù ( $oYù=yèy_ur z`ÏB Ïä!$yJø9$# ¨@ä. >äóÓx« @cÓyr ( xsùr& tbqãZÏB÷sã ÇÌÉÈ
30.
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara
keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman? (Q.S. 51:47).
Masa kedua adalah pembentukan bintang-bintang yang terus berlangsung. Dalam bahasa
Al-Qur’an disebut penyempurnaan langit. Di dalam Al-Qur’an penciptaan langit
kadang disebut sebelum penciptaan bumi dan kadang disebut sesudahnya karena
prosesnya memang berlanjut. Itulah dua masa penciptaan langit. Dalam bahasa Al-
Qura’n, Big Bang dan pengembangan alam yang menjadikan galaksi-galaksi tampak
makin berjauhan (makin “tinggi” menurut pengamat di bumi) serta proses
pembentukan bintang-bintang baru disebutkan sebagai “Dia meninggikan
bangunannya (langit) lalu menyempurnakannya” (Q.S. 79:28).
yìsùu $ygs3ôJy $yg1§q|¡sù ÇËÑÈ
28.
Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya, (Q.S. 79:28)
Masa ketiga dan keempat dalam penciptaan alam semesta adalah proses
penciptaan tata surya termasuk bumi. Proses pembentukan matahari dan mulai
dipancarkannya cahaya dan angin matahari itulah masa ketiga penciptaan alam
semesta. Proto-bumi (bayi bumi) yang telah terbentuk terus berotasi yang
menghasilkan fenomena siang dan malam di bumi. Itulah yang diungkapkan dengan
indah pada ayat lanjutan pada Q.S. 79:29.
|·sÜøîr&ur $ygn=øs9 ylt÷zr&ur $yg9ptéÏ ÇËÒÈ
29.
Dan dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang
benderang. (Q.S. 79:29)
Masa pemadatan kulit bumi agar layak huni bagi
makhluk hidup adalah masa keempat. Pemadatan kulit bumi yang menjadi
dasar lautan dan daratan itulah yang nampaknya dimaksudkan “penghamparan bumi”
pada Q.S. 79:30.
uÚöF{$#ur y÷èt/ y7Ï9ºs !$yg8ymy ÇÌÉÈ
30. Dan bumi
sesudah itu dihamparkan-Nya. (Q.S. 79:30)
Menurut analisis
astronomis, pada masa awal umur tata surya gumpalan-gumpalan sisa pembentukan
tata surya yang tidak menjadi planet masih sangat banyak bertebaran. Salah satu
gumpalan raksasa, menabrak bumi menyebabkan lontaran materi yang kini menjadi bulan.
Hadirnya air dan atmosfer
di bumi sebagai prasyarat kehidupan merupakan masa kelima proses
penciptaan alam. Di dalam Al- Qur’an Q.S. 21:30 memang disebutkan semua
makhluk hidup berasal dari air.
óOs9urr& tt tûïÏ%©!$# (#ÿrãxÿx. ¨br& ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur $tFtR%2 $Z)ø?u $yJßg»oYø)tFxÿsù ( $oYù=yèy_ur z`ÏB Ïä!$yJø9$# ¨@ä. >äóÓx« @cÓyr ( xsùr& tbqãZÏB÷sã ÇÌÉÈ
30.
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara
keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman? (Q.S. 21:30)
Lahirnya
kehidupan di bumi yang dimulai dari makhluk bersel tunggal dan tumbuh-tumbuhan
merupakan masa keenam dalam proses penciptaan alam. Proses geologis yang
menyebabkan pergeseran lempeng tektonik dan lahirnya rantai pegunungan di bumi
terus berlanjut. Tersedianya air, oksigen, tumbuhan, dan kelak hewan-hewan pada
masa ke lima dan ke enam itulah yang agaknya dimaksudkan Allah memberkahi bumi
dan menyediakan makanan bagi penghuninya (Q.S. 41:10).
@yèy_ur $pkÏù zÓźuru `ÏB
$ygÏ%öqsù x8t»t/ur $pkÏù u£s%ur !$pkÏù $pksEºuqø%r& þÎû Ïpyèt/ör& 5Q$r& [ä!#uqy tû,Î#ͬ!$¡¡=Ïj9 ÇÊÉÈ
10.
Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. dia
memberkahinya dan dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya
dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang
bertanya.
Jadi, urutan penciptaan
menurut Al-Qur’an adalah diawali dengan penciptaan langit melalui ledakan besar
Big Bang, kemudian berlanjut dengan pembentukan bintang-bintang serta
galaksi-galaksi sebagai penyempurnaan langit, kemudian pembentukan tata surya
termasuk bumi sehingga terbentuklah peristiwa siang dan malam, kemudian masa
pemadatan kulit bumi sehingga muncullah daratan dan lautan, pembentukan bulan,
penciptaan air, kemudian penciptaan hewan serta selanjutnya penciptaan
tumbuhan. Penjelasan lebih lanjut ditegaskan oleh Allah SWT, Tuhan semesta alam
dalam rangkaian ayat-ayat kitab suci Al-Qur’an sebagai berikut :
“Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi
dan apa yang ada diantaranya dalam enam masa…” (Q.S. As-Sajdah : 12).
“Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan
menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya…” (Q.S. Ar-Ra’du : 3)
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas
kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit), dan Kami tidaklah lengah terhadap
ciptaan (Kami). Dan Kami turunkan air dari langit menurut ukuran; lalu Kami
jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa
menghilangkannya. Lalu dengan air itu, Kami tumbuhkan untuk kamu kebun-kebun
kurma dan anggur… dan pohon kayu keluar dari Tur Sayna (pohon zaitun), yang
menghasilkan minyak, dan kuah makanan bagi orang-orang yang makan” (Al-Mu’minun
ayat 17-20).
“dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan
keledai agar menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Dia (menundukkan
pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlainan macamnya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran” (Q.S. An-Nahl : 8-13).
“Dan sesungguhnya pada binatang ternak terdapat
pelajaran yang penting bagi kamu” (Q.S. Al-Mu’minun : 21).
“Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan
dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan
sebagian dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat
kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah maha kuasa
atas segala sesuatu. Sesungguhnya Kami telah menurunkan ayat-ayat yang
menjelaskan. Dan Allah memimpin siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang
lurus” (Q.S. An-Nur : 45-46).
Dari ayat-ayat penjelas di
atas, maka pendapat para ahli evolusi yang menyatakan bahwa kehidupan di bumi
ini berasal dari laut terdapat juga di dalam Al-Qur’an seperti yang disebutkan
dalam Q.S. An-Nur ayat yang ke 45 bahwa Allah telah menciptakan semua
jenis hewan dari air.
Para evolusionis menyatakan
bahwa semua makhluk hidup berasal dari satu nenek moyang yang sama yang
kemudian berevolusi dengan jalur yang berbeda secara perlahan-lahan dalam
jangka waktu yang sangat lama, padahal dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 9
disebutkan bahwa dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu
di bumi ini dengan berlainan macamnya. Demikian juga untuk menelusuri asal
usul manusia, para evolusionis berpendapat bahwa berdasarkan diagram filogeni,
nenek moyang manusia berasal dari prokaryotik yang berkembang pada cabang yang
berbeda ke arah kingdom Animalia, kemudian ke arah Chordata , Deuterostroma,
kemudian ke Primata dan dari Primata yang kemudian bercabang tiga menjadi
famili Hominidae yaitu Gorila, Simpanse dan manusia. Para evolusionis lainnya
menyatakan bahwa evolusi pada manusia terjadi selama periode Cenozoic. Pada
periode ini terjadi perubahan iklim di bumi menjadi lebih kering yang
menyebabkan terjadinya perubahan pada area yang lebih besar di bumi dimana
hutan menjadi padang rumput. Dengan perubahan ini, banyak hewan harus merubah
kebiasaannya dengan memanfaatkan flora dan fauna yang terdapat di padang rumput
. Perubahan jenis makanan ini menyebabkan perubahan pada ciri-ciri hewan.
Perubahan bentuk alam juga mempengaruhi cara hidup nenek moyang manusia, yaitu
menjadi pemburu hewan-hewan padang rumput. Kehidupan sebagai pemburu inilah
yang memungkinkan terjadinya perkembangan yang pesat dalam hal berlari dan
berkomunikasi antara sesamanya. Seleksi alam akan memilih nenek moyang manusia
yang mempunyai ciri yang cocok untuk kehidupan di padang rumput yaitu postur
tubuh tegak, kaki lurus dan panjang, otak berkembang baik, mampu berbicara,
menggunakan senjata dan peralatan lainnya. Sebenarnya sedikit bukti fosil yang
mendukung evolusi primata, khususnya manusia. Teori yang paling favorit
menyatakan bahwa primata diduga berasal mula dari nenek moyang prosemian yang
berbentuk seperti tikus dan hidup di pohon pada periode Tertiary 50-70 juta
tahun yang lalu. Melalui radiasi adaptif yang cepat pada primata menghasilkan
bermacam kelompok apes (Hominidae) yang sekarang kita kenal sebagai
Gibbon, Simpanse, Gorilla, dan Orang Utan.
Hal mengenai asal usul
manusia sebagaimana yang dikemukakan oleh para evolusionis di atas sangat
berbeda jauh dengan apa yang dijelaskan di dalam kitab suci Al-Qur’an. Manusia
pertama yang diciptakan oleh Allah SWT adalah Adam AS, yang telah Dia ciptakan
dari tanah liat hitam dan kering, kemudian diberi bentuk dan ditiupkan roh
ciptaan-Nya dan kemudian Adam AS berdiam di dalam surga dan oleh karena
melanggar perintah/larangan Allah SWT, maka Adam AS diturunkan dari surga ke
bumi (yang telah lama diciptakan dan dipersiapkan oleh Allah SWT untuk dihuni
dan dikelola oleh khalifah).
Berikut rangkaian
ayat-ayat penjelas dalam Al-Qur’an mengenai asal-usul manusia :
”Ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman kepada para
malaikat, “sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi…” (Q.S.
Al-Baqarah : 30).
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada
malaikat, ”sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila
telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)-Ku; maka
hendaklah kamu bersungkur dengan bersujud kepadanya” (Q.S. Sad : 71-72).
Penegasan dari Q.S. Sad : 71-72 adalah dalam Q.S.
Al-Hijr : 28-29 yaitu “Dan (ingatlah) ketika Tuhan-mu berfirman kepada para
malaikat, “sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah liat kering
(yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah
meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan
bersujud”.
“…yang menciptakan kamu pada kali yang pertama…”
(Q.S. Al-Isra’ : 5).
“Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah…” (Q.S.
Al-An Am : 2).
“dan Kami
berfirman, ”Hai Adam, diamilah kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah
makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja kamu sukai, dan janganlah
kamu dekati pohon ini yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.
Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari
keadaan semula, dan Kami berfirman, “turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh
bagi yang lain, dan bagi kamu tempat kediaman di bumi dan kesenangan hidup
sampai waktu yang ditentukan” (Q.S. Al-Baqarah : 35-36).
2. Evolusi
organik
Evolusi organik (evolusi biologis) merupakan evolusi filogenetis, yaitu mengenai
asal-usul spesies dan hubungan kekerabatannya.
Sebenarnya apa yang disampaikan Hawks dan dari tim
penelitiannya diatas sudah disebutkan dalam Alquran dan Alkitab. Alquran sendiri dalam
surah Attin, mengungkapkan,
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya," (QS. Attin: 4-5)
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu
yang telah menciptakan kamu dari seorang diri (Adam), dan dari padanya Allah
menciptakan isterinya (Hawa); dan dari pada keduanya Allah memberi keturuanan
manusia laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang
dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
Mengawasi kamu”. (QS. An-Nisaa’:1).
Dalam ayat-ayat lainnya dijelaskan bahwa keturunan
manusia diciptakan dari air mani (sperma) yang bercampur (bercampur antara
benih lelaki dan perempuan).
“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah
dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang terpancar, yang keluar dari antara
tulang sulbi dan tulang dada” (Q.S. At-Tariq : 6-7).
“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan
sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia
menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina (air mani). Kemudian Dia
menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya roh (ciptaan)-Nya dan Dia
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati…” (Q.S. As-Sajdah :
7-9).
“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu
dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur
yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami
jadikan dia mendengar dan melihat” (Q.S.Al-Insan : 1-2).
“Dia telah menciptakan manusia dari mani…” (Q.S.
An-Nahl : 4).
“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian
dari mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan).
Dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung dan tidak (pula) melahirkan
melainkan dengan sepengetahuan-Nya…” (Q.S. Fatir : 11).
Kemudian diuraikan bagaimana urutan perkembangan
manusia dalam ayat-ayat berikut ini :
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk sebaik-baiknya” (Q.S. At-Tin : 4).
“Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah” (Q.S. Al-Alaq : 2).
“maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah
menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal
darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak
sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa
yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan
kamu sebagai bayi…” (Q.S. Al-Hajj : 5).
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dari suatu sari pati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan sari pati itu
air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian air mani itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci
Allah, pencipta yang paling baik” (Q.S. Al-Mu’minun : 12-14).
“Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian
dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu
sebagai seorang anak…” (Q.S. Al-Mu’min : 67).
Jadi, urutan perkembangan
manusia menurut Al-Qur’an adalah manusia diciptakan pertama kali dari tanah
liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk, ditiupkan roh
ciptaan Allah ke dalamnya, kemudian keturunan selanjutnya diciptakan dari sari
pati air mani yang bercampur, kemudian menjadi segumpal darah, dari segumpal
darah menjadi tulang belulang, dibungkus dengan daging, kemudian berkembanglah
menjadi makhluk berbentuk lain yang dilengkapi kesempurnaannya dengan organ
pendengaran, kemudian organ penglihatan dan hati.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian
dan penjelasan pada bab-bab terdahulu, maka diperoleh beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Asal mula terbentuknya alam dan kemunculan makhluk
hidup di bumi berdasarkan pendapat evolusionis adalah alam semesta terbentuk
dari suatu ledakan dahsyat “Big Bang” yang kemudian terbentuklah langit,
planet-palanet, galaksi-galaksi, bintang-bintang, dan bumi termasuk di dalamnya
air (laut) yang merupakan asal mula terbentuknya kehidupan di bumi, sedangkan
menurut dalil berdasarkan kajian ayat-ayat dalam Al-Qur’an bahwa alam semesta
terbentuk dari suatu dentuman yang dahsyat sehingga tercipta langit, bumi
beserta isinya (belum termasuk manusia) dalam enam masa, dan manusia tercipta
dari sari pati tanah yang selanjutnya keturunannya diciptakan dari air mani
yang bercampur dan bahwa hewan diciptakan lebih dahulu daripada manusia.
2. Kedudukan evolusi biologi menurut kajian
berdasarkan ayat-ayat dalam Al-Qur’an yaitu ada beberapa pendapat kaum
evolusionis yang ada tercantum dalam kitab suci Al-Qur’an seperti asal mula
alam semesta dan terbentuknya hewan dari air, dan ada pula pendapat kaum
evolusionis yang bertentangan dengan ayat-ayat dalam kitab suci Al-Qur’an
terutam mengenai asal mula terciptanya manusia.
B. Saran
Adapun beberapa
saran yang penulis sampaikan kepada para pembaca makalah ini antara lain
sebagai berikut :
1. Penulis sangat mengharapkan agar para pembaca bisa
memandang pengkajian evolusi biologi berdasarkan bukti-bukti dan referensi yang
lebih lengkap lagi.
2. Penulis sangat mengharapkan agar para pembaca bisa
memandang pengkajian evolusi biologi berdasarkan pedoman bahwa ilmu belumlah
tentu benar dan pemahaman ayat-ayat Al-Qur’an belumlah benar.
3. Penulis sangat mengharapkan agar pembandingan
mengenai evolusi biologi dipandang dari segi pendapat para evolusionis dan
menurut kitab suci Al-Qur’an dapat dikaji lebih mendalam lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Anomim. 2005. Al-Qur’an
dan Terjemahnya. Bandung : CV Penerbit J-Art.
Anonim. . 2012. Palaeoantropologi Buktikan Manusia Bukan Keturunan Monyet. http://www.republika.co.id/berita/trendtek/sains/12/03/19/m14bz4-palaeoantropologi-buktikan-manusia-bukan-keturunan-monyet. Rabu, 01 januari 2014.
Apriza. 2008. http://www.apriza.net/blog/index.php/category/keajaiban-al-quran/page/2/. Rabu, 01 Januari 2014, 02:05.
Bresnick, S.D. 2003. Intisari Biologi. Jakarta : Hipokrates.
Qarina, A.. 2013. Bukti Evolusi Bidang Taksonomi. file:///E:/Bukti%20evolusi%20bidang%20taksonomi%20_%20Sketsaist%20mAsterPiece.htm. Rabu, 01 Januari 2014, 20:00.
Sembiring, L dan Sudjino. 2005. Biologi. Jakarta : Sunda Kelapa
Pustaka.
Syamsuri, I. 1999. Biologi 2000. Jakarta : Erlangga.
http://smai.3.forumer.com/a/alquran-dan-astronomi_post214.html. Rabu, 01 Januari 2014, 02:15.
http://www.keajaibanalquran.com/astronomy_origin_universe.html. Rabu, 01 Januari 2014, 02:15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar