Jumat, 07 Maret 2014

MAKALAH EVOLUSI "EVOLUSI ORGANIK DAN NON ORGANIK DAN KAITANNYA DENGAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN"





EVOLUSI ORGANIK DAN NON ORGANIK DAN KAITANNYA DENGAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN



DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD RIFA’I
E1A 010 033
PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2014



DAFTAR ISI
 

DAFTAR ISI .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................ 1
  1. Latar Belakang .................................................................................... 1
  2. Masalah ................................................................................................ 2
  3. Tujuan .................................................................................................. 2
  4. Manfaat ............................................................................................... 3
BAB II : METODE PENULISAN.................................................................. 4
BAB III : TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 5
  1. Kajian Teoritis ..................................................................................... 5
  2. Kajian Empiris ..................................................................................... 8
  3. Hipotesis .............................................................................................. 11
BAB IV : PEMBAHASAN ............................................................................ 12
BAB V : PENUTUP ....................................................................................... 26
  1. Kesimpulan .......................................................................................... 26
  2. Saran .................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 27



KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah dengan judul “EVOLUSI ORGANIK DAN NON ORGANIK DAN KAITANNYA DENGAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN” yang disusun sebagai tugas akhir mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram yang telah memprogramkan mata kuliah Evolusi  dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengkaji dan membandingkan asal mula terbentuknya alam dan kemunculan makhluk hidup di bumi berdasarkan pendapat para evolusionis dan kajian berdasarkan ayat-ayat dalam Al-Qur’an dan untuk mengetahui kedudukan evolusi biologi menurut kajian berdasarkan ayat-ayat dalam Al-Qur’an.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan kandungan makalah ini karena penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar kepada para pembaca.


Mataram, 2 Januari 2014


                   Penulis







BAB I


PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

        Lingkungan hidup yang ada di bumi mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Seiring dengan perubahan lingkungan tersebut, terjadilah pula perubahan pada makhluk hidup. Perubahan–perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dari zaman ke zaman dipelajari dalam suatu teori yang disebut teori evolusi. Teori evolusi masih dipertentangkan hingga saat ini. Banyak teori yang telah dikemukakan para ahli, tetapi tampaknya belum ada satu pun teori yang dapat menjawab semua fakta dan fenomena tentang sejarah perkembangan makhluk hidup.
Menurut Darwin,  dalam bukunya "The Origin of Species” konsep evolusi terdiri atas dua bagian yang paling utama dan mendasar yaitu konsep perubahan secara evolusi dan konsep mengenai seleksi alam. Menurut konsep perubahan secara evolusi bahwa makhluk hidup (organisme) dapat mengalami perubahan sejalan dengan waktu yang ditempuhnya. Segala sesuatu di alam selalu berubah dan keadaannya dinamis. Sebagian besar masyarakat masih berpendapat bahwa alam beserta isinya telah diciptakan tetap seperti keadaannya sekarang dan makhluk hidup berkembang biak tanpa mengalami perubahan. Tetapi Darwin menunjukkan bukti bahwa organisme mengalami perubahan melalui bukti adanya fosil organisme dan juga mengemukakan adanya persamaan antara berbagai jenis makhluk hidup yang ada pada zaman sekarang sehingga Darwin menyimpulkan bahwa makhluk hidup yang ada pada zaman sekarang berasal dari satu nenek moyang yang sama.
Konsep seleksi alam yang dikemukakan oleh Darwin adalah adanya kekuatan yang menyebabkan perubahan-perubahan yang berlangsung selama dalam kurun waktu yang sangat lama pada suatu populasi liar yang mana spesies atau individu yang bisa menyesuaikan diri dengan keadaan alamlah yang akan terus bertahan hidup dan yang tidak mampu menyesuaikan dengan keadaan alam tidak dapat bertahan hidup dan akhirnya punah.
Teori evolusi telah banyak merangsang keingintahuan para pemikir dalam bidang biologi untuk membuktikannya. Menurut ahli genetika, T. Dobzhansky, evolusi dapat dibagi ke dalam 3 golongan yaitu evolusi kosmik, evolusi biologi, dan evolusi manusia dan peradabannya. Sebelum itu terdapat beberapa ahli yang mengemukakan teori asal usul kehidupan yang hanya terbatas pada analisa secara teoritis yang tidak disertai dengan alasan-alasan serta bukti nyata. Kemudian ada beberapa ahli lainnya yang mengemukakan teori asal usul kehidupan meliputi teori generatio spontanea (teori abiogenesis) oleh Aristoteles dan Anthony van Leeuwenhoek yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati dan kemudian dibantah oleh beberapa ahli seperti Franscesco Redi, Spallanzani dan Louis Pasteur; teori evolusi biokimia oleh Stanley Miller yang menerangkan tentang terbentuknya senyawa organik secara bertahap yang dimulai dari bereaksinya bahan-bahan anorganik di atmosfer primitif dengan energi halilintar sehingga membentuk senyawa-senyawa kompleks; dan evolusi biologi oleh Alexander Oparin yang menyatakan bahwa kehidupan berasal dari “sop purba”.
Hal tersebut di atas mengundang pro dan kontra tentang asal usul kehidupan secara biologi, termasuk juga umat muslim yang meyakini Al-Qur’an yang bisa menjelaskan bagaimana asal mula kehidupan muncul di alam, bagaimana kemunculan awal dari makhluk hidup terutama asal usul manusia, dan bagaimana kedudukan evolusi biologi berdasarkan Al-Qur’an.

B.  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kedudukan evolusi biologi menurut kajian berdasarkan ayat-ayat dalam Al-Qur’an?
2.      Bagaimanakah kaitan antara ketgori evolusi anorganik dan organik dengan kajian ayat-ayat Al-Qur’an?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain sebagai berikut :
1.      Makalah ini dibuat sebagai tugas akhir mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram yang telah memprogramkan mata kuliah Evolusi.
2.      Makalah ini dibuat untuk mengetahui kedudukan evolusi biologi menurut kajian berdasarkan ayat-ayat dalam Al-Qur’an.
3.      Makalah ini dibuat untuk mengetahui kaitan antara kategori evolusi anorganik dan organik dengan ayat-ayat Al-Qur’an.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini antara lain sebagai berikut :
1.      Sebagai bahan referensi bagi pengguna makalah ini untuk mengetahui perbandingan asal mula terbentuknya alam dan kemunculan makhluk hidup di bumi berdasarkan pendapat para evolusionis dan kajian berdasarkan ayat-ayat dalam Al-Qur’an.
2.      Sebagai bahan acuan bagi para pengguna makalah ini untuk mengkaji kedudukan evolusi biologi menurut kajian berdasarkan ayat-ayat dalam Al-Qur’an.



BAB II
METODE PENULISAN

Makalah ini disusun dengan menggunakan metode kajian pustaka yang dianalisis menggunakan cara deskriptif.
Metode kajian pustaka dalam penyusunan makalah ini adalah suatu metode dengan memanfaatkan berbagai literatur untuk dikaji hal-hal yang menjadi tujuan utama penyusunan makalah ini. Kajian pustaka yang dipergunakan adalah kajian teoritis dan kajian empiris. Kajian teoritis merupakan kajian yang dilakukan berdasarkan literatur-literatur yang berasal dari buku-buku yang telah mendapatkan hak cipta. Kajian empiris merupakan kajian yang dilakukan berdasarkan literatur-literatur atau sumber pustaka yang berupa hasil penelitian, jurnal, dan hasil tulisan lainnya.
Hasil kajian pustaka kemudian ditabulasikan dalam bentuk rincian secara deskriptif, yaitu uraian-uraian atau penjelasan-penjelasan berdasarkan literatur yang telah dikaji secara konseptual.

 
BAB III
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis
Evolusi sebenarnya adalah suatu proses alami dalam waktu yang sangat panjang yang dipengaruhi banyak faktor lingkungannya. Berdasarkan bukti-bukti ilmiah, evolusi di alam benar adanya. Tidak terbatas pada evolusi hewan, tetapi juga pada seluruh alam.
Sembiring dan Sudjino (2005) menyatakan bahwa menurut kaum evolusionis, makhluk hidup mengalami evolusi dan makhluk yang ada sekarang berasal satu nenek moyang yang sama. Berdasarkan hal ini dapat diartikan bahwa spesies yang ada sebelumnya lambat laun mengalami perubahan menjadi spesies lain dari spesies primitif menjadi spesies maju. Di samping itu, Leonardo da Vinci (1452-1519) menyatakan bahwa fosil merupakan bukti adanya kehidupan pada masa lampau. Oleh karena itu, diharapkan dengan mempelajari fosil, teori evolusi dapat dibuktikan. Jika anggapan itu benar, maka akan terdapat sejumlah fosil yang mengarah terjadinya evolusi makhluk hidup. Adapun beberapa fosil yang telah ditemukan adalah fosil Trilobita yang diperkirakan berusia 550 juta tahun, fosil Lili Laut dan Amonit yang ditemukan pada periode Karboniferus kurang lebih 360 juta tahun yang lalu, fosil Aligator diperkirakan berusia antara 25 juta – 36 juta tahun, fosil Archeopteryx yang dipercaya sebagai nenek moyang burung dan hidup kurang lebih 140 juta tahun yang lalu, dan fosil pakis diperkirakan berusia 300 juta tahun.
Bresnick (2003) menyatakan bahwa setengah milyar tahun yang lalu, bentuk-bentuk teramat kompleks dari hewan-hewan sebagaimana yang kita lihat sekarang muncul secara tiba-tiba. Masa ini, persis di permulaan Zaman Kambrium bumi, sekitar 550 juta tahun yang lalu, menandai ledakan evolusioner yang memenuhi laut dengan makhluk-makhluk kompleks pertama di bumi. Kelompok binatang besar yang ada saat ini telah ada sejak awal masa Kambrium dan mereka telah berbeda satu dari yang lain sebagaimana mereka saat ini. Jika kita meneliti lapisan-lapisan bumi, kita akan melihat bahwa kehidupan di bumi muncul secara tiba-tiba. Banyak spesies makhluk hidup yang berbeda muncul secara tiba-tiba dan dalam keadaan telah lengkap pada zaman Kambrium. Penemuan ini adalah bukti meyakinkan adanya penciptaan. Lapisan bumi paling bawah yang masih menyimpan fosil-fosil makhluk hidup kompleks adalah "Lapisan Kambrium", yang diperkirakan berumur 520 hingga 530 juta tahun. Fosil-fosil yang digali dari bebatuan zaman Kambrium berasal dari jenis hewan kompleks tak bertulang belakang seperti siput, trilobita, bunga karang, cacing, ubur-ubur, bintang laut, udang-udangan dan lili laut. Yang paling menarik, semua spesies yang berbeda ini muncul secara tiba-tiba tanpa makhluk hidup apa pun yang mendahuluinya.
Umur bumi diperkirakan hingga saat ini berkisar 500-an juta tahun. Selama itu pula di muka bumi terjadi perkembangan berbagai populasi dari berbagai jenis makhluk hidup. Diperkirakan berbagai jenis makhluk hidup itu berasal dari satu individu sebagai nenek moyang. Melalui proses evolusi, suatu populasi mengalami perubahan sifat sehingga dicapai bentuk makhluk hidup seperti saat sekarang. Berdasarkan diagram filogeni Chordata yang dibuat oleh para evolusionis, Deuterostoma merupakan nenek moyang Chordata yang diperkirakan muncul pada periode Cambrian di zaman Paleozoikum (544 juta tahun yang lalu). Dalam diagram tersebut, manusia muncul sekitar 60 juta tahun yang lalu dan nenek moyang manusia berasal dari Primata yang kemudian bercabang tiga menjadi famili Hominidae yaitu Gorila, Simpanse dan manusia.
Alexander Oparin adalah Ilmuwan Rusia. Di dalam bukunya yang berjudul The Origin of Life (Asal Usul Kehidupan), Oparin menyatakan bahwa pada suatu ketika atmosfer bumi kaya akan senyawa uap air, CO2, CH4, NH3, dan Hidrogen. Karena adanya energi radiasi benda-benda angkasa yang amat kuat, seperti sinar Ultraviolet, memungkinkan senyawa-senyawa sederhana tersebut membentuk senyawa organik atau senyawa hidrokarbon yang lebih kompleks. Proses reaksi tersebut berlangsung di lautan. Senyawa kompleks yang mula-mula terbentuk diperkirakan senyawa seperti Alkohol (H2H5OH), dan senyawa asam amino yang paling sederhana. Selama berjuta-juta tahun, senyawa sederhana tersebut bereaksi membentuk senyawa yang lebih kompleks, Gliserin, Asam organik, Purin dan Pirimidin. Senyawa kompleks tersebut merupakan bahan pembentuk sel. Menurut Oparin, senyawa kompleks tersebut sangat berlimpah di lautan maupun di permukaan daratan. Adanya energi yang berlimpah, misalnya sinar Ultraviolet, dalam jangka waktu yang amat panjang memungkinkan lautan menjadi timbunan senyawa organik yang merupakan sop purba atau Sop Primordial. Senyawa kompleks yang tertimbun membentuk sop purba di lautan tersebut selanjutnya berkembang sehingga memiliki kemampuan dan sifat sebagai berikut :
1.          Memiliki sejenis membran yang mampu memisahkan ikatan-ikatan kompleks yang terbentuk dengan molekul-molekul organik yang terdapat di sekelilingnya;
2.          Memiliki kemampuan untuk menyerap dan mengeluarkan molekul-molekul dari dan ke sekelilingnya;
3.          Memiliki kemampuan untuk memanfaatkan molekul-molekul yang diserap sesuai dengan pola-pola ikatan di dalamnya;
4.          Mempunyai kemampuan untuk memisahkan bagian-bagian dari ikatan-ikatannya.
Kemampuan semacam ini oleh para ahli dianggap sebagai kemampuan untuk berkembang biak yang pertama kali.

Senyawa kompleks dengan sifat-sifat tersebut diduga sebagai kehidupan yang pertama kali terbentuk. Jadi senyawa kompleks yang merupakan perkembangan dari sop purba tersebut telah memiliki sifat-sifat hidup seperti nutrisi, ekskresi, mampu mengadakan metabolisme, dan mempunyai kemampuan memperbanyak diri atau reproduksi. Walaupun dengan adanya senyawa-senyawa sederhana serta energi yang berlimpah sehingga di lautan berlimpah senyawa organik yang lebih kompleks, namun Oparin mengalami kesulitan untuk menjelaskan mengenai mekanisme transformasi dari molekul-molekul protein sebagai benda tak hidup ke benda hidup. Bagaimana senyawa-senyawa organik sop purba tersebut dapat memiliki kemampuan seperti tersebut di atas? Oparin menjelaskan sebagai berikut.
Protein sebagai senyawa yang bersifat Zwittwer Ion, dapat membentuk kompleks koloid hidrofil (menyerap air), sehingga molekul protein tersebut dibungkus oleh molekul air. Gumpalan senyawa kompleks tersebut dapat lepas dari cairan dimana dia berada dan membentuk emulsi. Penggabungan struktur emulsi ini akan menghasilkan koloid yang terpisah dari fase cair dan membentuk timbunan gumpalan atau Koaservat. Timbunan Koaservat yang kaya berbagai kompleks organik tersebut memungkinkan terjadinya pertukaran substansi dengan lingkungannya. Di samping itu secara selektif gumpalan Koaservat tersebut memusatkan senyawa-senyawa lain ke dalamnya terutama Kristaloid. Komposisi gumpalan koloid tersebut bergantung kepada komposisi mediumnya. Dengan demikian, perbedaan komposisi medium akan menyebabkan timbulnya variasi pada komposisi sop purba. Variasi komposisi sop purba di berbagai areal akan mengarah kepada terbentuknya komposisi kimia Koaservat yang merupakan penyedia bahan mentah untuk proses biokimia. Tahap selanjutnya, substansi di dalam Koaservat membentuk enzim. Di sekeliling perbatasan antara Koaservat dengan lingkungannya terjadi penjajaran molekul-molekul lipida dan protein sehingga terbentuklah selaput sel primitif. Terbentuknya selaput sel primitif ini memungkinkan memberikan stabilitas pada koaservat. Dengan demikian, kerjasama antara molekul-molekul yang telah ada sebelumnya yang dapat mereplikasi diri ke dalam koaservat dan pengaturan kembali Koaservat yang terbungkus lipida amat mungkin akan menghasilkan sel primitif. Kemampuan koaservat untuk menyerap zat-zat dari medium memungkinkan bertambah besarnya ukuran koaservat. Kemungkinan selanjutnya memungkinkan terbentuknya organisme Heterotropik yang mampu mereplikasi diri dan mendapatkan bahan makanan dari sop Primordial yang kaya akan zat-zat organik.
 Teori evolusi biologi ini banyak diterima oleh para ilmuwan. Namun, tidak sedikit ilmuwan yang membantah tentang interaksi molekul secara acak yang dapat menjadi awal terbentuknya organisme hidup. Teori evolusi kimia dan teori evolusi biologi banyak pendukungnya, namun baru teori evolusi kimia yang telah dibuktikan secara eksperimental, sedangkan teori evolusi biologi belum ada yang menguji secara eksperimental. Apa yang dikemukakan dua teori tersebut benar, tetapi belum mampu menjelaskan bagaimana dan dari mana kehidupan di planet bumi ini pertama kali muncul. Yang perlu diingat adalah bahwa kehidupan adalah tidak hanya menyangkut masalah replikasi (penggandaan diri) atau masalah kehidupan biologis saja, tetapi juga menyangkut masalah kehidupan rohani.
Tentang teori asal usul kehidupan yang menyatakan organisme pertama kali terbentuk di lautan bisa dipahami dari sudut biologi, karena molekul-molekul organik yang merupakan sop purba itu tertumpuk di laut (Syamsuri, 1999).

B. Kajian Empiris
Banyak orang mengenal teori evolusi sebatas kontroversi evolusi manusia dari kera yang banyak ditentang kaum agamawan. Evolusi sebenarnya adalah suatu proses alami dalam waktu sangat panjang yang dipengaruhi banyak faktor lingkungannya. Berdasarkan bukti-bukti ilmiah, evolusi di alam benar adanya. Tidak terbatas pada evolusi hewan, tetapi juga pada seluruh alam. Ayat-ayat Al- Qur’an yang menyatakan bahwa alam semesta dan isinya diciptakan dalam enam masa menunjukkan adanya proses kejadian yang tidak sekaligus jadi. Masalahnya, benarkah manusia berasal dari kera? Berdasarkan Al-Quran, kita harus menyatakan bahwa manusia bukan hasil evolusi hewan, melainkan diciptakan secara khusus. Tulisan ini memadukan dalil Al-Quran dengan temuan ilmiah tentang evolusi di alam dan sedikit tentang eksistensi manusia (Anonim, 2008b).
Djamaluddin (2008), menyatakan bahwa realitas penciptaan telah diabaikan atau diingkari sejak dahulu oleh sebuah pandangan filosofis tertentu. Pandangan itu disebut "materialisme". Filsafat ini, yang semula dirumuskan di kalangan bangsa Yunani kuno, juga telah muncul dari waktu ke waktu dalam budaya lain, dan dikembangkan pula secara perorangan. Menurut materialisme, hanya materi yang ada, dan begitulah adanya sepanjang waktu yang tak terbatas. Dari pendirian itu, diklaim bahwa alam semesta juga "selalu" ada dan tidak diciptakan. Sebagai tambahan bagi klaim mereka; bahwa alam semesta ada dalam waktu yang tidak terbatas. Penganut materialisme juga mengemukakan bahwa tidak ada tujuan atau sasaran di dalam alam semesta. Mereka menyatakan bahwa semua keseimbangan, keselarasan, dan keteraturan yang tampak di sekitar kita hanyalah peristiwa kebetulan. "Peristiwa kebetulan" juga diajukan ketika muncul pertanyaan tentang bagaimana manusia terjadi. Teori evolusi, dikenal luas sebagai Darwinisme, adalah aplikasi lain materialisme pada dunia alam.
Anonim (2008) menyatakan bahwa kesimpulan yang didapat astrofisika saat ini adalah bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi dalam sekejap. Peristiwa ini, yang dikenal dengan "Big Bang", membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada. Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu. Fakta ini, yang baru saja ditemukan ahli fisika modern, diberitakan kepada kita dalam Al Qur'an 1.400 tahun lalu. Sejak tahun 1920-an, telah muncul bukti tegas bahwa pendapat ini tidak mungkin benar. Para ilmuwan sekarang merasa pasti bahwa jagat raya tercipta dari ketiadaan, sebagai hasil suatu ledakan besar yang tak terbayangkan, yang dikenal sebagai "Dentuman Besar (Big Bang)". Dengan kata lain, alam semesta terbentuk, atau tepatnya, diciptakan oleh Allah. Sebagian pendiri sains modern adalah orang yang beriman, yang sepakat bahwa alam semesta diciptakan dan diatur oleh Tuhan. Pada abad ke-19, terjadi perubahan penting dalam sikap dunia ilmiah mengenai masalah ini. Materialisme dengan sengaja dimasukkan dalam agenda ilmu alam modern oleh pelbagai kelompok. Karena keadaan politik dan sosial abad ke-19 membentuk basis kuat bagi materialisme, filsafat tersebut diterima luas dan tersebar ke seluruh dunia ilmiah. Akan tetapi, temuan sains modern secara tak terbantahkan menunjukkan betapa kelirunya pernyataan materialisme.
Satu ayat tentang penciptaan langit adalah sebagaimana berikut (Anonim 2008):
"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (Al Qur'an, 21:30).

Sebagaimana yang telah kita pahami, teori evolusi mengemukakan bahwa sejumlah makhluk yang diduga pernah ada, keluar dari laut dan merubah diri mereka menjadi reptil, dan burung terbentuk dari evolusi reptil-reptil tersebut. Menurut skenario yang sama, reptil bukan saja menjadi nenek moyang burung, tetapi juga mamalia. Namun, terdapat jurang pemisah yang besar antara reptil dan mamalia dilihat dari struktur tubuh keduanya. Di satu pihak reptil bersisik, berdarah dingin dan berkembang biak dengan bertelur. Sedangkan di pihak lain, tubuh mamalia tertutup rambut, berdarah panas, dan berkembang biak dengan melahirkan anaknya.
Darwin mengemukakan pernyataan dalam bukunya The Descent of Man yang terbit tahun 1971 bahwa manusia dan kera berasal dari satu nenek moyang yang sama. Sejak saat itu, para pengikut Darwin telah berusaha untuk memperkuat kebenaran pernyataan tersebut. Tetapi, walaupun telah melakukan berbagai penelitian, pernyataan "evolusi manusia" belum pernah dilandasi oleh penemuan ilmiah yang nyata, khususnya di bidang fosil. Darwinian menyatakan bahwa manusia modern saat ini berevolusi dari makhluk kera. Menurut mereka, selama proses evolusi yang diperkirakan berawal 4 – 5 juta tahun lalu, terdapat “bentuk transisi” antara manusia modern dan nenek moyangnya. Manusia dan kera modern memiliki nenek moyang yang sama. Nenek moyang ini berevolusi sejalan dengan waktu. Sebagian mereka menjadi kera modern sedangkan kelompok lain berevolusi melalui jalur yang berbeda menjadi manusia masa kini ( Apriza, 2008).

C. Hipotesis
Adapun konsep pemikiran atau hipotesis dari makalah ini adalah bahwa di dalam Al-Qur’an menerangkan juga mengenai peristiwa evolusi biologi.
  


BAB IV
PEMBAHASAN

Evolusi Menurut Hasil Pemikiran Para Ahli Evolusi
Evolusi sebenarnya adalah suatu proses alami dalam waktu sangat panjang yang dipengaruhi banyak faktor lingkungannya. Berdasarkan bukti-bukti ilmiah, evolusi di alam benar adanya. Tidak terbatas pada evolusi hewan, tetapi juga pada seluruh alam.
Evolusi merupakan suatu perubahan pada makhluk hidup yang terjadi secara berangsur-angsur dalam jangka waktu yang lama sehingga terbentuk spesies baru. Sedangkan, berdasarkan ilmu biologi, evolusi merupakan cabang biologi yang mempelajari sejarah asal-usul makhluk hidup dan keterkaitan genetik antara makhluk hidup satu dengan yang lain. Evolusi biologi mencakup dua peristiwa, yaitu:
·         Evolusi anorganik
·         Evolusi organik
A.    Evolusi Anorganik
              Evolusi anorganik merupakan evolusi mengenai asal-usul makhluk hidup yang ada di muka bumi, berdasarkan fakta dan penalaran teoritis, Menurut kaum evolusionis, kehidupan di bumi berawal dari laut yang menyediakan banyak sekali organisme seperti protista yang kemudian mengalami perubahan secara perlahan-lahan dalam waktu yang sangat lama menjadi 3 kingdom, yaitu kingdom Fungi (Jamur), kingdom Plantae (Tumbuhan), dan kingdom Animalia (Hewan) seperti dalam diagram berikut:



Dalam Bresnick (2003) menyatakan bahwa organisme pertama yang muncul di bumi adalah prokaryota yang dapat dibuktikan lewat penemuan fosil hewan maupun tumbuhan. Fosil hewan yang ditemukan sangat kecil dan yang tertua berumur sekitar 500 juta tahun. Adapun beberapa fosil yang telah ditemukan adalah fosil Trilobita yang diperkirakan berusia 550 juta tahun, fosil Lili Laut dan Amonit yang ditemukan pada periode Karboniferus kurang lebih 360 juta tahun yang lalu, fosil Aligator diperkirakan berusia antara 25 juta – 36 juta tahun, fosil Archeopteryx yang dipercaya sebagai nenek moyang burung dan hidup kurang lebih 140 juta tahun yang lalu. Spesies tumbuhan yang bernama Acer- monspessulanum fosilnya berumur 30 juta tahun. Fosil pakis diperkirakan berusia 300 juta tahun.
Tentang teori asal usul kehidupan yang menyatakan organisme pertama kali terbentuk di lautan bisa dipahami dari sudut biologi, karena molekul-molekul organik yang merupakan “sop purba” itu tertumpuk di laut (Syamsuri, 1999). Sebagaimana yang telah kita pahami, teori evolusi mengemukakan bahwa sejumlah makhluk yang diduga pernah ada, keluar dari laut dan merubah diri mereka menjadi reptil, dan burung terbentuk dari evolusi reptil-reptil tersebut. Menurut evolusionis, reptil bukan saja menjadi nenek moyang burung, tetapi juga mamalia.
Darwin mengemukakan pernyataannya bahwa manusia dan kera berasal dari satu nenek moyang yang sama dalam bukunya The Descent of Man yang terbit tahun 1971. Sejak saat itu, para pengikut Darwin telah berusaha untuk memperkuat kebenaran pernyataan tersebut. Tetapi, walaupun telah melakukan berbagai penelitian, pernyataan "evolusi manusia" belum pernah dilandasi oleh penemuan ilmiah yang nyata, khususnya di bidang fosil. Darwinian menyatakan bahwa manusia modern saat ini berevolusi dari makhluk kera. Menurut mereka, selama proses evolusi yang diperkirakan berawal 4 – 5 juta tahun lalu, terdapat “bentuk transisi” antara manusia modern dan nenek moyangnya. Manusia dan kera modern memiliki nenek moyang yang sama. Nenek moyang ini berevolusi sejalan dengan waktu. Sebagian mereka menjadi kera modern sedangkan kelompok lain berevolusi melalui jalur yang berbeda menjadi manusia masa kini ( Apriza, 2008).
Berdasarkan hasil penelitian fosil manusia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu manusia primitif dan manusia modern. Fosil Australopithecus sp. dan   Homo erectus merupakan jenis manusia primitif, sedangkan Homo sapiens merupakan jenis manusia modern. Manusia modern merupakan hasil evolusi dari manusia primitif, sedangkan manusia primitif sendiri merupakan hasil evolusi dari simpanse (Sembiring dan Sudjino, 2005).
B.     Evolusi organik
              Evolusi organik (evolusi biologis) merupakan evolusi filogenetis, yaitu mengenai asal-usul spesies dan hubungan kekerabatannya.
              Ide pokok dari evolusi adalah hidup memiliki sejarah, suatu organime berubah dari waktu ke waktu dan proses evolusi menghasilkan pola hubungan antar spesies. Perubahan dan hubungan evolusioner dapat terwaikili dari pohon filogenetik. Pohon filogenetik adalah pendekatan logis untuk menunjukkan hubungan evolusi antara organisme. Filogenetika diartikan sebagai model untuk merepresentasikan sekitar hubungan nenek moyang organisme, sekuen molekul atau keduanya. Salah satu tujuan dari penyusunan filogenetika adalah untuk mengkonstruksi dengan tepat hubungan antara organisme dan mengestimasi perbedaan yang terjadi dari satu nenek moyang kepada keturunannya. Dari filogeni kita dapat melihat hubungan dasar yang mengikat semua kehidupan di Bumi. Pohon filogenetik, adalah hipotesis tentang hubungan antara organisme. Ini menggambarkan gagasan bahwa semua kehidupan berhubungan dan dapat dibagi menjadi tiga clades utama, sering disebut sebagai tiga domain: Archaea, Bakteri, dan Eukaryota.
              Pohon didukung oleh banyak bukti, tetapi mungkin tidak sempurna. Para ilmuwan terus mengevaluasi hipotesis dan membandingkannya dengan bukti baru. Sebagai ilmuwan mengumpulkan banyak data , mereka dapat merevisi hipotesis tertentu, menata ulang beberapa cabang di pohon. Misalnya, bukti yang ditemukan dalam 50 tahun terakhir menunjukkan bahwa burung adalah dinosaurus, yang membutuhkan penyesuaian ke beberapa “ranting vertebrata.”.
              Filogenetika digambarkan sebagai klasifikasi secara taksonomi dari suatu organisme berdasarkan pada sejarah evolusi yaitu filogeninya  mereka dan merupakan  bagian integral dari ilmu pengetahuan yang sistematik yang mempunyai tujuan untuk  menentukan filogeni dari organisme berdasarkan pada karakteristiknya. Analisis filogenetika sekuen asam amino dan protein biasanya akan menjadi wilayah yang penting dalam analisis sekuen. Analisis filogenetika juga digunakan untuk mengikuti perubahan yang terjadi secara cepat yang mampu mengubah suatu spesies, seperti virus.  Pohon evolusi adalah sebuah grafik dua dimensi yang menunjukkan hubungan diantara organisme atau lebih spesifik lagi adalah sekuen gen dariorganisme. Pemisahan sekuen disebut taxa (atau taxon jika tunggal) yang didefinisikan sebagai jarak filogenetika unit pada sebuah pohon. Pohon terdiri dari cabang-cabang luar (outer branches) atau daun-daun (leaves) yang merepresentasikan taxadan titik- titik (nodes) dan cabang merepresentasikan hubungan diantara taxa,  Ketika sekuen nukleotida atau protein dari dua organisme yang berbeda mempunyai kemiripan, maka mereka diduga diturunkan dari sekuen  common anchestor.
              Filogeni adalah hubungan antara spesies yang berbeda. sistematika filogenetik, Hawks berpendapat bahwa aturan pengelompokan (taksonomi) pada jenis manusia harus mencerminkan filogeninya. Hasil dalam antropologi adalah bahwa manusia tidak masuk dalam antropologi yang dikategorikan ke dalam simpanse, gorila, dan orangutan atau diistilahkan 'pongids'. Manusia juga tidak bisa masuk dalam kelompok 'Hominidae' yang mencakup orangutan, simpanse, bonobo, dan gorila. Karena memiliki taksonomi yang berbeda. Akhirnya, semua ini sangat kontroversial. Hawks menyatakan bahwa kelompok taksonomi harus memiliki keturunan satu nenek moyang (monofiletik). Ini berarti manusia harus memiliki satu nenek moyang yang telah sempurna menjadikan mereka seperti bentuk saat ini. Secara tidak lagsung, Hawks mengungkapkan adanya sosok Adam dan Hawa di sana. Sedangkan simpanse, Gorila, bonobo, orangutan, dan owa adalah kera. Para peneliti menyebut mereka sebagai kera besar. Semuanya itu dikatakan tidak bisa masuk dalam monofiletik manusia. Ini artinya, manusia bukanlah berasal usul dari kera atau pun perubahan dari mereka.

Evolusi Biologi Menurut Ayat-ayat dalam Al-Qur’an
              evolusi sebenarnya adalah suatu proses alami dalam waktu yang panjang yang dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan. Berdasarkan bukti-bukti ilmiah, evolusi di alam benar adanya.Evolusi biologi hanya terjadi di bumi.
1.      Evolusi anorganik
                   Evolusi anorganik merupakan evolusi mengenai asal-usul makhluk hidup yang ada di muka bumi, berdasarkan fakta dan penalaran teoritis, Terbentuknya bumi dan alam semesta pertama kali termasuk dalam evolusi anorganik.
Bagaimana bumi dan alam semesta terbentuk pertama kali dijelaskan dalaAl- Qur’an sebagai berikut:

 ö@è% öNä3§Yάr& tbrãàÿõ3tGs9 Ï%©!$$Î/ t,n=y{ uÚöF{$# Îû Èû÷ütBöqtƒ tbqè=yèøgrBur ÿ¼ã&s! #YŠ#yRr& 4 y7Ï9ºsŒ >u tûüÏHs>»yèø9$# ÇÒÈ
Ÿ@yèy_ur $pkŽÏù zÓźuru `ÏB $ygÏ%öqsù x8t»t/ur $pkŽÏù u£s%ur !$pkŽÏù $pksEºuqø%r& þÎû Ïpyèt/ör& 5Q$­ƒr& [ä!#uqy tû,Î#ͬ!$¡¡=Ïj9 ÇÊÉÈ
§NèO #uqtGó$# n<Î) Ïä!$uK¡¡9$# }Édur ×b%s{ߊ tA$s)sù $olm; ÇÚöF|Ï9ur $uÏKø$# %·æöqsÛ ÷rr& $\döx. !$tGs9$s% $oY÷s?r& tûüÏèͬ!$sÛ ÇÊÊÈ
£`ßg9ŸÒs)sù yìö7y ;N#uq»yJy Îû Èû÷ütBöqtƒ 4ym÷rr&ur Îû Èe@ä. >ä!$yJy $ydtøBr& 4 $¨Z­ƒyur uä!$yJ¡¡9$# $u÷R9$# yxŠÎ6»|ÁyJÎ/ $ZàøÿÏmur 4 y7Ï9ºsŒ ㍃Ïø)s? ̓Íyèø9$# ÉOŠÎ=yèø9$# ÇÊËÈ
“Alam diciptakan Allah dalam enam masa” (Q.S. 41:9-12)
9.  Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam".
10.  Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. dia memberkahinya dan dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
11.  Kemudian dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu dia Berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
12.  Maka dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

žcÎ) ãNä3­/u ª!$# Ï%©!$# t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur Îû Ïp­GÅ 5Q$­ƒr& §NèO 3uqtGó$# n?tã ĸóyêø9$# ÓÅ´øóムŸ@ø©9$# u$pk¨]9$# ¼çmç7è=ôÜtƒ $ZWÏWym }§ôJ¤±9$#ur tyJs)ø9$#ur tPqàfZ9$#ur ¤Nºt¤|¡ãB ÿ¾Ín͐öDr'Î/ 3 Ÿwr& ã&s! ß,ù=sƒø:$# âöDF{$#ur 3 x8u$t6s? ª!$# >u tûüÏHs>»yèø9$# ÇÎÍÈ
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan, dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam” (Q.S. Al-A’raaf : 54).
Rinciannya adalah dua masa untuk menciptakan langit sejak berbentuk dukhan (campuran debu dan gas), dua masa untuk menciptakan bumi, dan dua masa (empat masa sejak penciptaan bumi) untuk memberkahi bumi dan menentukan makanan bagi penghuninya. Ukuran lamanya masa (“hari”, ayyam) tidak dirinci di dalam Al-Qur’an. Belum ada penafsiran pasti tentang enam masa itu. Namun, berdasarkan kronologi evolusi alam semesta dengan dipandu isyarat di dalam Al-Qur’an (Q.S. 41:9-12 dan Q.S. 79:27-32) ditafsirkan bahwa enam masa itu adalah enam tahapan proses sejak penciptaan alam sampai hadirnya manusia. Lamanya tiap masa tidak merupakan fokus perhatian. Masa-masa panciptaan alam semesta berdasarkan Al-Qur’an adalah sebagai berikut :
Masa pertama dimulai dengan ledakan besar (Big Bang) (Q.S. 21:30), langit dan bumi asalnya bersatu sekitar 12 - 20 milyar tahun lalu. Inilah awal terciptanya materi, energi, dan waktu. “Ledakan” itu pada hakikatnya adalah pengembangan ruang yang dalam Al-Quran disebutkan bahwa Allah kuasa meluaskan langit (Q.S. 51:47).
óOs9urr& ttƒ tûïÏ%©!$# (#ÿrãxÿx. ¨br& ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur $tFtR%Ÿ2 $Z)ø?u $yJßg»oYø)tFxÿsù ( $oYù=yèy_ur z`ÏB Ïä!$yJø9$# ¨@ä. >äóÓx« @cÓyr ( Ÿxsùr& tbqãZÏB÷sムÇÌÉÈ
30.  Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? (Q.S. 51:47).
Masa kedua adalah pembentukan bintang-bintang yang terus berlangsung. Dalam bahasa Al-Qur’an disebut penyempurnaan langit. Di dalam Al-Qur’an penciptaan langit kadang disebut sebelum penciptaan bumi dan kadang disebut sesudahnya karena prosesnya memang berlanjut. Itulah dua masa penciptaan langit. Dalam bahasa Al- Qura’n, Big Bang dan pengembangan alam yang menjadikan galaksi-galaksi tampak makin berjauhan (makin “tinggi” menurut pengamat di bumi) serta proses pembentukan bintang-bintang baru disebutkan sebagai “Dia meninggikan bangunannya (langit) lalu menyempurnakannya” (Q.S. 79:28).
yìsùu $ygs3ôJy $yg1§q|¡sù ÇËÑÈ
28.  Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya, (Q.S. 79:28)
Masa ketiga dan keempat dalam penciptaan alam semesta adalah proses penciptaan tata surya termasuk bumi. Proses pembentukan matahari dan mulai dipancarkannya cahaya dan angin matahari itulah masa ketiga penciptaan alam semesta. Proto-bumi (bayi bumi) yang telah terbentuk terus berotasi yang menghasilkan fenomena siang dan malam di bumi. Itulah yang diungkapkan dengan indah pada ayat lanjutan pada Q.S. 79:29.
|·sÜøîr&ur $ygn=øs9 ylt÷zr&ur $yg9ptéÏ ÇËÒÈ
29.  Dan dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang. (Q.S. 79:29)
Masa pemadatan kulit bumi agar layak huni bagi makhluk hidup adalah masa keempat. Pemadatan kulit bumi yang menjadi dasar lautan dan daratan itulah yang nampaknya dimaksudkan “penghamparan bumi” pada Q.S. 79:30.
uÚöF{$#ur y÷èt/ y7Ï9ºsŒ !$yg8ymyŠ ÇÌÉÈ
 30.  Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. (Q.S. 79:30)
Menurut analisis astronomis, pada masa awal umur tata surya gumpalan-gumpalan sisa pembentukan tata surya yang tidak menjadi planet masih sangat banyak bertebaran. Salah satu gumpalan raksasa, menabrak bumi menyebabkan lontaran materi yang kini menjadi bulan.
Hadirnya air dan atmosfer di bumi sebagai prasyarat kehidupan merupakan masa kelima proses penciptaan alam. Di dalam Al- Qur’an Q.S. 21:30 memang disebutkan semua makhluk hidup berasal dari air.
óOs9urr& ttƒ tûïÏ%©!$# (#ÿrãxÿx. ¨br& ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur $tFtR%Ÿ2 $Z)ø?u $yJßg»oYø)tFxÿsù ( $oYù=yèy_ur z`ÏB Ïä!$yJø9$# ¨@ä. >äóÓx« @cÓyr ( Ÿxsùr& tbqãZÏB÷sムÇÌÉÈ
30.  Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? (Q.S. 21:30)
Lahirnya kehidupan di bumi yang dimulai dari makhluk bersel tunggal dan tumbuh-tumbuhan merupakan masa keenam dalam proses penciptaan alam. Proses geologis yang menyebabkan pergeseran lempeng tektonik dan lahirnya rantai pegunungan di bumi terus berlanjut. Tersedianya air, oksigen, tumbuhan, dan kelak hewan-hewan pada masa ke lima dan ke enam itulah yang agaknya dimaksudkan Allah memberkahi bumi dan menyediakan makanan bagi penghuninya (Q.S. 41:10).
Ÿ@yèy_ur $pkŽÏù zÓźuru `ÏB $ygÏ%öqsù x8t»t/ur $pkŽÏù u£s%ur !$pkŽÏù $pksEºuqø%r& þÎû Ïpyèt/ör& 5Q$­ƒr& [ä!#uqy tû,Î#ͬ!$¡¡=Ïj9 ÇÊÉÈ
10.  Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. dia memberkahinya dan dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
Jadi, urutan penciptaan menurut Al-Qur’an adalah diawali dengan penciptaan langit melalui ledakan besar Big Bang, kemudian berlanjut dengan pembentukan bintang-bintang serta galaksi-galaksi sebagai penyempurnaan langit, kemudian pembentukan tata surya termasuk bumi sehingga terbentuklah peristiwa siang dan malam, kemudian masa pemadatan kulit bumi sehingga muncullah daratan dan lautan, pembentukan bulan, penciptaan air, kemudian penciptaan hewan serta selanjutnya penciptaan tumbuhan. Penjelasan lebih lanjut ditegaskan oleh Allah SWT, Tuhan semesta alam dalam rangkaian ayat-ayat kitab suci Al-Qur’an sebagai berikut :
“Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantaranya dalam enam masa…” (Q.S. As-Sajdah : 12).
“Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya…” (Q.S. Ar-Ra’du : 3)
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit), dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami). Dan Kami turunkan air dari langit menurut ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya. Lalu dengan air itu, Kami tumbuhkan untuk kamu kebun-kebun kurma dan anggur… dan pohon kayu keluar dari Tur Sayna (pohon zaitun), yang menghasilkan minyak, dan kuah makanan bagi orang-orang yang makan” (Al-Mu’minun ayat 17-20).
“dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai agar menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran” (Q.S. An-Nahl : 8-13).
“Dan sesungguhnya pada binatang ternak terdapat pelajaran yang penting bagi kamu” (Q.S. Al-Mu’minun : 21).
“Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah maha kuasa atas segala sesuatu. Sesungguhnya Kami telah menurunkan ayat-ayat yang menjelaskan. Dan Allah memimpin siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus” (Q.S. An-Nur : 45-46).
Dari ayat-ayat penjelas di atas, maka pendapat para ahli evolusi yang menyatakan bahwa kehidupan di bumi ini berasal dari laut terdapat juga di dalam Al-Qur’an seperti yang disebutkan dalam Q.S. An-Nur ayat yang ke 45 bahwa Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air.
Para evolusionis menyatakan bahwa semua makhluk hidup berasal dari satu nenek moyang yang sama yang kemudian berevolusi dengan jalur yang berbeda secara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang sangat lama, padahal dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 9 disebutkan bahwa dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlainan macamnya. Demikian juga untuk menelusuri asal usul manusia, para evolusionis berpendapat bahwa berdasarkan diagram filogeni, nenek moyang manusia berasal dari prokaryotik yang berkembang pada cabang yang berbeda ke arah kingdom Animalia, kemudian ke arah Chordata , Deuterostroma, kemudian ke Primata dan dari Primata yang kemudian bercabang tiga menjadi famili Hominidae yaitu Gorila, Simpanse dan manusia. Para evolusionis lainnya menyatakan bahwa evolusi pada manusia terjadi selama periode Cenozoic. Pada periode ini terjadi perubahan iklim di bumi menjadi lebih kering yang menyebabkan terjadinya perubahan pada area yang lebih besar di bumi dimana hutan menjadi padang rumput. Dengan perubahan ini, banyak hewan harus merubah kebiasaannya dengan memanfaatkan flora dan fauna yang terdapat di padang rumput . Perubahan jenis makanan ini menyebabkan perubahan pada ciri-ciri hewan. Perubahan bentuk alam juga mempengaruhi cara hidup nenek moyang manusia, yaitu menjadi pemburu hewan-hewan padang rumput. Kehidupan sebagai pemburu inilah yang memungkinkan terjadinya perkembangan yang pesat dalam hal berlari dan berkomunikasi antara sesamanya. Seleksi alam akan memilih nenek moyang manusia yang mempunyai ciri yang cocok untuk kehidupan di padang rumput yaitu postur tubuh tegak, kaki lurus dan panjang, otak berkembang baik, mampu berbicara, menggunakan senjata dan peralatan lainnya. Sebenarnya sedikit bukti fosil yang mendukung evolusi primata, khususnya manusia. Teori yang paling favorit menyatakan bahwa primata diduga berasal mula dari nenek moyang prosemian yang berbentuk seperti tikus dan hidup di pohon pada periode Tertiary 50-70 juta tahun yang lalu. Melalui radiasi adaptif yang cepat pada primata menghasilkan bermacam kelompok apes (Hominidae) yang sekarang kita kenal sebagai Gibbon, Simpanse, Gorilla, dan Orang Utan.
Hal mengenai asal usul manusia sebagaimana yang dikemukakan oleh para evolusionis di atas sangat berbeda jauh dengan apa yang dijelaskan di dalam kitab suci Al-Qur’an. Manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT adalah Adam AS, yang telah Dia ciptakan dari tanah liat hitam dan kering, kemudian diberi bentuk dan ditiupkan roh ciptaan-Nya dan kemudian Adam AS berdiam di dalam surga dan oleh karena melanggar perintah/larangan Allah SWT, maka Adam AS diturunkan dari surga ke bumi (yang telah lama diciptakan dan dipersiapkan oleh Allah SWT untuk dihuni dan dikelola oleh khalifah).
Berikut rangkaian ayat-ayat penjelas dalam Al-Qur’an mengenai asal-usul manusia :
”Ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat, “sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi…” (Q.S. Al-Baqarah : 30).
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, ”sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)-Ku; maka hendaklah kamu bersungkur dengan bersujud kepadanya” (Q.S. Sad : 71-72).
Penegasan dari Q.S. Sad : 71-72 adalah dalam Q.S. Al-Hijr : 28-29 yaitu “Dan (ingatlah) ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat, “sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud”.
“…yang menciptakan kamu pada kali yang pertama…” (Q.S. Al-Isra’ : 5).
“Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah…” (Q.S. Al-An Am : 2).
 “dan Kami berfirman, ”Hai Adam, diamilah kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim. Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula, dan Kami berfirman, “turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu tempat kediaman di bumi dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan” (Q.S. Al-Baqarah : 35-36).

2.      Evolusi organik
                   Evolusi organik (evolusi biologis) merupakan evolusi filogenetis, yaitu mengenai asal-usul spesies dan hubungan kekerabatannya.
                   Sebenarnya apa yang disampaikan Hawks dan dari tim  penelitiannya diatas sudah disebutkan dalam Alquran dan Alkitab. Alquran sendiri dalam surah Attin, mengungkapkan,
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya," (QS. Attin: 4-5)
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri (Adam), dan dari padanya Allah menciptakan isterinya (Hawa); dan dari pada keduanya Allah memberi keturuanan manusia laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu”. (QS. An-Nisaa’:1).
Dalam ayat-ayat lainnya dijelaskan bahwa keturunan manusia diciptakan dari air mani (sperma) yang bercampur (bercampur antara benih lelaki dan perempuan).
“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang terpancar, yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada” (Q.S. At-Tariq : 6-7).
“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati…” (Q.S. As-Sajdah : 7-9).
“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat” (Q.S.Al-Insan : 1-2).
“Dia telah menciptakan manusia dari mani…” (Q.S. An-Nahl : 4).
“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya…” (Q.S. Fatir : 11).

Kemudian diuraikan bagaimana urutan perkembangan manusia dalam ayat-ayat berikut ini :
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya” (Q.S. At-Tin : 4).
“Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah” (Q.S. Al-Alaq : 2).
“maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi…” (Q.S. Al-Hajj : 5).
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan sari pati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, pencipta yang paling baik” (Q.S. Al-Mu’minun : 12-14).
“Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak…” (Q.S. Al-Mu’min : 67).

Jadi, urutan perkembangan manusia menurut Al-Qur’an adalah manusia diciptakan pertama kali dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk, ditiupkan roh ciptaan Allah ke dalamnya, kemudian keturunan selanjutnya diciptakan dari sari pati air mani yang bercampur, kemudian menjadi segumpal darah, dari segumpal darah menjadi tulang belulang, dibungkus dengan daging, kemudian berkembanglah menjadi makhluk berbentuk lain yang dilengkapi kesempurnaannya dengan organ pendengaran, kemudian organ penglihatan dan hati.
  


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan penjelasan pada bab-bab terdahulu, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.      Asal mula terbentuknya alam dan kemunculan makhluk hidup di bumi berdasarkan pendapat evolusionis adalah alam semesta terbentuk dari suatu ledakan dahsyat “Big Bang” yang kemudian terbentuklah langit, planet-palanet, galaksi-galaksi, bintang-bintang, dan bumi termasuk di dalamnya air (laut) yang merupakan asal mula terbentuknya kehidupan di bumi, sedangkan menurut dalil berdasarkan kajian ayat-ayat dalam Al-Qur’an bahwa alam semesta terbentuk dari suatu dentuman yang dahsyat sehingga tercipta langit, bumi beserta isinya (belum termasuk manusia) dalam enam masa, dan manusia tercipta dari sari pati tanah yang selanjutnya keturunannya diciptakan dari air mani yang bercampur dan bahwa hewan diciptakan lebih dahulu daripada manusia.
2.      Kedudukan evolusi biologi menurut kajian berdasarkan ayat-ayat dalam Al-Qur’an yaitu ada beberapa pendapat kaum evolusionis yang ada tercantum dalam kitab suci Al-Qur’an seperti asal mula alam semesta dan terbentuknya hewan dari air, dan ada pula pendapat kaum evolusionis yang bertentangan dengan ayat-ayat dalam kitab suci Al-Qur’an terutam mengenai asal mula terciptanya manusia.
B. Saran
Adapun beberapa saran yang penulis sampaikan kepada para pembaca makalah ini antara lain sebagai berikut :
1.      Penulis sangat mengharapkan agar para pembaca bisa memandang pengkajian evolusi biologi berdasarkan bukti-bukti dan referensi yang lebih lengkap lagi.
2.      Penulis sangat mengharapkan agar para pembaca bisa memandang pengkajian evolusi biologi berdasarkan pedoman bahwa ilmu belumlah tentu benar dan pemahaman ayat-ayat Al-Qur’an belumlah benar.
3.      Penulis sangat mengharapkan agar pembandingan mengenai evolusi biologi dipandang dari segi pendapat para evolusionis dan menurut kitab suci Al-Qur’an dapat dikaji lebih mendalam lagi.
DAFTAR PUSTAKA



Anomim. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung : CV Penerbit J-Art.

Anonim. . 2012. Palaeoantropologi Buktikan Manusia Bukan Keturunan Monyet. http://www.republika.co.id/berita/trendtek/sains/12/03/19/m14bz4-palaeoantropologi-buktikan-manusia-bukan-keturunan-monyet. Rabu, 01 januari 2014.


Bresnick, S.D. 2003. Intisari Biologi. Jakarta : Hipokrates.

Djamaluddin, T. http://mentaritimur.com/mentari/nov06/Evolusi.htm. Rabu, 01 Januari 2014, 02:01.
Qarina, A.. 2013. Bukti Evolusi Bidang Taksonomi. file:///E:/Bukti%20evolusi%20bidang%20taksonomi%20_%20Sketsaist%20mAsterPiece.htm. Rabu, 01 Januari 2014, 20:00.

Sembiring, L dan Sudjino. 2005. Biologi. Jakarta : Sunda Kelapa Pustaka.

Syamsuri, I. 1999. Biologi 2000. Jakarta : Erlangga.






 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar